Reporter: Avanty Nurdiana, Cindy Silviana Sukma | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tajam. Kenaikan IHSG terjadi satu jam sebelum bursa ditutup. Padahal, sebelumnya, IHSG bergerak turun, bahkan sempat menyentuh level 4.676,23 pada sesi I kemarin.
Namun, pada sesi II sampai penutupan IHSG berhasil tutup di zona hijau 4.878,64 atau menguat 3,23%. Kenaikan bursa saham tersebut juga didukung optimisme investor asing.
Jumat (14/03), total aksi beli bersih asing (net buy) mencapai Rp 7,47 triliun. Namun, nilai tersebut masih memperhitungkan aksi crossing saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BPTN) Rp 6 triliun. Sejak awal tahun atau year-to-date (ytd), total net buy asing mencapai Rp 19,43 triliun.
Para analis menilai, kenaikan IHSG ini karena Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah menetapkan Joko Widodo (Jokowi), Gubernur DKI Jakarta saat ini, menjadi calon presiden.
Kepala Riset BNI Securities Norico Gaman mengatakan, euforia Jokowi telah membawa ekspektasi positif bagi para pelaku pasar. "Selama ini pelaku pasar berharap sosok pemimpin yang bersih, jujur, dan mempunyai visi membangun infrastruktur," kata Ferry Hartoyo, Foreign Fund Manager CIM Investment Management.
Para pelaku pasar sepertinya berharap pembangunan akan berjalan lebih cepat. Tak heran, saham perbankan dan konstruksi naik pesat. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melaju 10,46% ke Rp 10.300 per saham. Begitu juga, harga saham PT Bank Mandiri Indonesia Tbk (BMRI) naik 9,41% menjadi Rp 10.150 per saham.
Saham sektor konstruksi, seperti PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI), juga menduduki 10 top gainer.
Pengamat pasar modal Boy Manullang berpendapat, keberhasilan Jokowi ke depan memang belum terlihat. Namun, sentimen dan harapan pasar membuat IHSG terus melesat. "Kalau untuk bukti nyata Jokowi akan berhasil atau tidak, itu urutan ke sekian," tutur dia, kemarin.
Karena belum ada bukti nyata, Norico menilai, Jokowi effect akan berlangsung paling tidak dalam seminggu. "Kenaikan saat ini masih cenderung spekulatif dan berisiko. Koreksi bisa terjadi di pekan depan sebelum IHSG mencapai level 5.000," prediksi dia. Pang Tek Djen, analis Sucorinvest Central Gani, melihat potensi koreksi dan menguji resistance terdekat di 4.908.
Meski demikian, analis menilai, jika Jokowi benar terpilih menjadi presiden maka IHSG akan kembali melaju ke level 5.000. "Jika Jokowi benar terpilih menjadi presiden, IHSG akan mudah menembus level 5.000," proyeksi Ferry. Dia bahkan optimistis, IHSG bisa menuju ke 6.000 sebelum proses pemilihan umum (pemilu).
Menurut para analis, saham-saham konstruksi dan beberapa saham terkait infrastruktur masih akan naik tajam dalam sepekan ke depan. "Asing juga sedang mencermati sektor infrastruktur dan properti. Sebab, sosok Jokowi memberi harapan akan perbaikan infrastruktur di Indonesia," tutur dia.
Boy juga merekomendasikan saham sektor infrastruktur untuk menjadi pilihan para investor. Nah jika ingin mengekor asing, saham perbankan bisa menjadi pilihan. Maklum, saham ini memiliki kapitalisasi pasar yang besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News