kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Jika fundamental tak bagus, efek stock split terhadap harga saham hanya temporer


Kamis, 12 Juli 2018 / 23:07 WIB
Jika fundamental tak bagus, efek stock split terhadap harga saham hanya temporer
ILUSTRASI. Pemecahan Nilai Nominal Saham


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa saham baru saja tuntas menggelar pemecahan nilai nominal saham alias stock split dan beberapa lagi masih dalam antrean.

Yang sudah tuntas misalnya PT Sarana Nusantara Menara Tbk (TOWR), PT Sariguna Prima Tirta Tbk (CLEO), PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) dan PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS).

Sementara itu, yang masih dalam antrean ada PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI), PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) dan PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI).

Salah satu tujuan stock split adalah untuk membuat saham lebih likuid, sehingga menarik bagi investor.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Juan harahap juga mengungkapkan, stock split merupakan salah satu strategi agar saham lebih likuid dikarenakan harga saham yang turun.

"Namun, bila emiten tidak mempunyai prospek atau fundamental yang menarik bagi para pelaku pasar, maka volume perdagangan saham tersebut tidak akan terpengaruh banyak atau efeknya hanya sementara," jelas Juan, Kamis (12/7).

Sayangnya Juan tak bisa menganalisis pergerakan saham keempat saham yang telah melakukan stock split tersebut karena volume perdagangannya kembali tidak liquid.

"Kecuali untuk TOPS, namun untuk TOPS indikator stochastic kemungkinan membentuk death cross yang menandakan sinyal penurunan," tandasnya.

Sedangkan untuk tiga emiten lain yang masih antri untuk stock split, Juan bilang pergerakannya juga akan lebih likuid namun sifatnya sementara.

Sementara itu, analis Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe bilang, harga saham emiten-emiten yang telah melakukan stock split biasanya sudah turun, jadi sulit untuk naik tinggi.

"Memang likuiditas bertambah namun kenaikan harganya akan terbatas. Maka, sebelum dikoleksi perlu melihat kinerja fundamental setiap emiten selama enam bulan ke depan," ungkapnya.

Sedangkan untuk tiga saham yang belum stock split, Kiswoyo bilang semua tergantung dari penetapan harga dan jadwal stock split dari masing-masing emiten.

"Selain itu, perlu dilihat juga kinerja fundamental selama enam bulan ke depan. Apakah volume dan nilai transaksinya bertambah? Jika tidak, maka sahamnya masih belum likuid. Tapi, kalau ada penambahan maka harga sahamnya pasti akan turut naik," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×