kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jika Biden menang, indeks dolar bisa tertekan lebih dalam


Senin, 26 Oktober 2020 / 17:15 WIB
Jika Biden menang, indeks dolar bisa tertekan lebih dalam
ILUSTRASI. Mata uang Dolar Amerika Serikat. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren bearish indeks dollar AS berpotensi semakin dalam jika calon presiden Joe Biden berhasil melaju ke Gedung Putih. Selain itu, tren bearish indeks dollar AS juga didukung sentimen stimulus yang tengah disiapkan Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengungkapkan, secara jangka panjang pergerakan indeks dollar AS dalam tren bearish. Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Senin (26/10) indeks dollar AS menghijau ke level US$ 92,94.

"Jika Biden menang, ada potensi indeks dollar AS menyentuh level support di US$ 88. Namun jika Trump terpilih kembali, indeks berpotensi naik ke US$ 96 karena ketidakpastian meningkat," kata Alwi kepada Kontan, Senin (26/10).

Baca Juga: Rupiah spot menguat tipis ke Rp 14.650 per dolar AS pada perdagangan Senin (26/10)

Alwi menjelaskan, hasil polling terakhir menunjukkan bahwa peluang Biden untuk memenangkan pemilihan tahun ini cukup besar. Kondisi tersebut membuka harapan lebar bahwa stimulus AS akan segera digelontorkan dan disertai pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam tersebut. 

Sebagaimana diketahui, akibat tekanan pandemi Covid-19 Bank Sentral Amerika Serikat (AS/ The Fed) terus melonggarkan kebijakan moneternya. Bahkan The Fed giat memangkas suku bunga acuannya mendekati level 0% dan telah menggelontorkan puluhan miliar stimulus lebih dulu. 

"Isu stimulus masih akan berlanjut pasca pemilu AS, dan jika Biden menang maka prospek stimulus yang lebih besar kemungkinan terjadi. Itu akan menekan dollar AS," ungkap Alwi. 

Baca Juga: Rupiah menguat tipis pada awal perdagangan Senin (26/10)

Unggulnya Biden dalam polling AS, sekaligus memuluskan rencana stimulus dan memberikan kuasa lebih besar bagi partai demokrat. Apalagi, antusiasme pemilih AS masih cukup besar, berharap negaranya bisa memiliki pemimpin baru di lima tahun ke depan. 




TERBARU

[X]
×