Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) menggenjot penjualan di paruh kedua tahun ini. Maklum, di semester I 2018 lalu, kinerja emiten perkebunan ini kurang memuaskan.
Asal tahu saja, hingga akhir Juni 2018, pendapatan TBLA turun 4,76% menjadi Rp 4 triliun. Di semester I-2017 silam, pendapatan TBLA tercatat mencapai Rp 4,2 triliun.
Tak hanya itu, laba yang diperoleh TBLA juga mengempis. Hingga semester I-2018, laba TBLA mencapai Rp 349 miliar. Sementara di semester I-2017 sebesar Rp 501 miliar.
Corporate Secretary TBLA Hardy mengatakan, pihaknya akan terus menggenjot penjualan di kuartal III dan kuartal IV 2018. Ini untuk memastikan bahwa kinerja bisnis dan pendapataan perusahaan itu, bisa tumbuh berkelanjutan.
"Semester I 2018, harga (CPO) turun dibandingkan tahun lalu. Kami akan genjot penjualan di Kuartal III dan Kuartal IV dengan fokus di bisnis sawit dan gula, " ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (24/8).
Meskipun begitu, dengan kemampuan produksi sawit tanam kurang lebih 3000 hektare per tahun, TBLA berharap pendapatan tahun ini minimal bisa setara dengan pencapaian tahun lalu. Emiten itu juga akan terus fokus pada bisnis sawit dan gula dengan memanfaatkan landbank yang sudah ada.
"Diharapkan (pendapatan) dapat sama dengan tahun lalu. Disamping itu, kami juga bisa ekspor 20.000 ton biodiesel dengan pangsa pasar utama China," kata Hardy.
Penerapan kebijakan penggunaan solar bercampur minyak kelapa sawit 20% (B20) diyakini mampu memberikan dampak positif bagi emiten tersebut. Namun, itu juga tergantung Pertamina, apakah kontrak dengan TBLA ke depan akan dinaikkan. "Dengan adanya B20, harusnya harga CPO bisa naik kembali. Tantangan kami tahun ini adalah penurunan harga," ungkapnya.
Demi mendongkrak kinerja, TBLA juga tengah menjajaki beberapa pangsa pasar baru untuk dijadikan sasaran ke depan. Sehingga tujuan ekspor TBLA juga bisa bertambah, sekaligus memperluas jaringan perusahaan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News