kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,08   6,72   0.72%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang tengah hari, harga emas spot betah menguat di US$ 1.883 per ons troi


Selasa, 29 September 2020 / 11:07 WIB
Jelang tengah hari, harga emas spot betah menguat di US$ 1.883 per ons troi
ILUSTRASI. Harga emas menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga emas berhasil kembali menguat setelah indeks dolar Amerika Serikat (AS) terkapar. Namun, penguatan si kuning masih terbatas karena kini pelaku pasar fokus pada debat capres AS yang akan digelar hari ini serta kemajuan RUU stimulus baru.

Mengutip Reuters, Selasa (29/9) pukul 11.00 WIB, harga emas spot naik 0,1% menjadi US$ 1.883,51 per ons troi. Pada sesi sebelumnya, harga emas spot sudah menguat 1,1% dan menjadi kenaikan terbesar dalam satu hari sejak akhir Agustus.

Sementara itu, harga emas berjangka kontrak pengiriman Desember 2020 juga naik 0,3% menjadi US$ 1.888,40 per ons troi.

Penguatan emas datang setelah indeks dolar AS melemah dan menjauh dari level tertinggi dalam dua bulan di 94,745 yang dicapai minggu lalu. Ini juga menjadi penurunan persentase harian terbesar dalam satu bulan bagi the greenback. 

Baca Juga: Harga minyak mentah kembali melorot 0,4% pada awal perdagangan Selasa (29/9)

Nah, dengan dolar AS yang lebih rendah, maka emas menjadi lebih menarik karena murah bagi pemegang mata uang lainnya. "Penurunan dolar telah membantu emas sebagai korelasinya relatif tetap kuat," kata Howie Lee, ekonom OCBC Bank. 

Kini, pelaku pasar pun menanti debat capres AS pertama yang akan dilakukan hari ini antara Presiden Donald Trump dan mantan Wakil Presiden Joe Biden. Dalam sejumlah jajak pendapat, Biden kini unggul tipis atas Trump. Pemilu AS sendiri akan berlangsung pada 3 November mendatang. 

Sementara itu, nasib stimulus baru pun kembali muncul setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan, bahwa anggota parlemen Demokrat sepakat meluncurkan US$ 2,2 triliun untuk stimulus baru bantuan virus corona. Ini menjadi langkah kompromi untuk mengurangi dampak ekonomi dari pandemi virus corona di Negeri Paman Sam. 

Terlebih dalam dua pekan terakhir, jumlah kasus Covid-19 baru di AS kembali meningkat di 27 dari 50 negara bagian. Ini menambah kekhawatiran atas ekonomi AS yang sulit bangkit. 

Dari kawasan Eropa, pembicaraan antara Uni Eropa dan Inggris terkait pasca-Brexit masih belum mendapatkan kesepakatan berarti. Keduanya masih bertahan pada perbedaan yang cukup besar.

Selanjutnya: Rupiah di kurs tengah BI menguat ke Rp 14.920 per dolar AS, Selasa (29/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×