kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jelang tahun politik, IHSG bisa capai 6.600 di level optimis


Rabu, 08 Agustus 2018 / 21:10 WIB
Jelang tahun politik, IHSG bisa capai 6.600 di level optimis
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai saat ini, pasar berhadapan dengan berbagai sentimen, mulai dari kinerja emiten yang membaik, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah yang fluktuatif, sampai isu perang dagang dan tren kenaikan bunga The Fed.

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyebut masih ada berbagai tantangan yang harus dihadapi sampai sisa tahun ini.

"Tantangan pasar di semester kedua tahun 2018, saya fokus ke trade war. Karena itu akan berpengaruh ke harga komoditas,” katanya.

Dibayangi isu perang dagang global, Edwin memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 sebesar 5,23%, naik dari tahun 2017 yang sebesar 5,06%.

Dia pun menyiapkan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai akhir tahun. “Level saham moderatnya di 6.211. Sedangkan level optimis di 6.600," ujar Edwin di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (8/8).

Selain perang dagang, dia juga menyebut sentimen politik yang mulai ramai jelang pemilu 2019. Pasar akan menimbang para calon presiden dan wapres dan bagaimana keberlanjutan pemerintah dan infrastrukturnya.

"Pasar lebih suka status quo. Karena dengan ada kepastian siapa cawapres nantinya, market akan lebih percaya diri. Yang saya khawatirkan, keluarga Cendana punya effort untuk berdiri di belakang oposisi," ungkap Edwin.

Edwin melihat di semester dua ini butuh skenario ajaib. Di mana pertumbuhan ekonomi jauh meningkat, rupiah bisa di bawah Rp 14.000. Hanya saja, Edwin ragu rupiah akan di bawah Rp 14.000 sampai akhir tahun ini. Karena hal itu, sulit masyarakat percaya dengan pasar.

Sedangkan, Pengamat pasar modal, Satrio Utomo, yakin dengan pasar. Karena melihat kinerja emiten yang memperlihatkan hal baik. "Analisisnya cenderung bullish, yaitu IHSG 6.400 sampai 6.500-an," sebutnya.

Sentimen yang dilihat Satrio adalah perang dagang Amerika dan China, The Fed masih akan menaikkan suku bunga hingga akhir 2019. Presiden Trump yang kurang berkenan dengan Yuan yang terus melemah, dana asing mulai masuk semenjak pertengahan Juli.

Sekadar informasi, hari ini IHSG ditutup di posisi 6.094.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×