kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jelang RDG BI, Bagaimana Ekspektasi Pasar Terhadap Kebijakan Suku Bunga?


Minggu, 21 Agustus 2022 / 15:12 WIB
Jelang RDG BI, Bagaimana Ekspektasi Pasar Terhadap Kebijakan Suku Bunga?
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas dekat logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Selasa (24/7). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/24/07/2018


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) terkait suku bunga acuan pada Selasa (23/8). Sebagai kilas balik, bank sentral memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50% pada RDG Juli 2022.

Setelah BI menahan suku bunga acuan bulan lalu, lantas apa ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga bank sentral pada RDG bulan ini?

Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana, menilai, saat ini pasar terbagi menjadi dua kubu besar yang besarnya sama, yakni kubu yang menginginkan suku bunga dinaikkan dan kubu yang tidak menginginkan kenaikan suku bunga.

Kubu pasar yang pro suku bunga dinaikkan berpandangan agar peningkatan inflasi dapat diredam. Sedangkan kubu yang kontra suku bunga dinaikkan berpandangan agar ekosistem bisnis dan kredit masih lancar.

Baca Juga: Begini Proyeksi Pergerakan IHSG di Pekan RDG Bank Indonesia

Jika kenaikan suku bunga terjadi, bisa dibilang akan menjadi katalis negatif bagi pasar, karena akan memunculkan potensi terjadinya outflow di pasar saham.

“Karena mayoritas investor melirik deposito sebagai instrumen investasi aman di saat kenaikan suku bunga terjadi,” terang Raditya kepada Kontan.co.id, Minggu (21/8).

Menurut Raditya, BI seharusnya sudah memulai untuk menaikkan suku bunganya. Jika dibandingkan secara global, inflasi Indonesia memang masih terkontrol. Namun yang perlu diperhatikan, apabila harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite jadi naik ke level Rp 10.000 per liter, inflasi tahunan Indonesia akan meningkat signifikan.

Ada dua skenario proyeksi IHSG pekan depan. Skenario utama, secara teknikal  IHSG masih berada pada triangle pattern-nya. Apabila tidak berhasil breakout level 7.230, Raditya memproyeksikan IHSG berada pada ending wave D dan akan membentuk wave E. Didukung juga dengan MACD yang berpotensi deathcross

“Artinya, IHSG akan mengalami pelemahan ke level 6.600 baru kembali membuat new high,” kata dia.

Skenario alternatifnya, jika IHSG berhasil breakout level 7.230 (resistance trendline), maka berpotensi menguji level 7.357.

Baca Juga: Jelang RDG BI, Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Senin (22/8)

Dus, Raditya memberi dua alternatif bagi investor dalam menghadapi kebijakan suku bunga BI pekan depan. Apabila suku bunga naik, Raditya menyarankan investor untuk mengoleksi saham perbankan karena demand deposito yang mengalami peningkatan.

Namun, apabila suku bunga tetap, saham-saham sektor properti masih sangat menarik untuk dikoleksi.

“Sebaiknya investor selalu disiplin dalam risk dan money management, bertujuan untuk meminimalkan risiko di tengah ketidakpastian yang terjadi,” tutup Raditya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×