Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia kembali berada dalam tekanan. Hal ini tercermin dari pergerakan yield SBN acuan 10 tahun yang kembali melemah. Sempat bergerak menguat dan menembus di bawah level 7,0%, kini yield SBN acuan 10 tahun kembali ke level 7,45%.
Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia (BNI) Fayadri menyebut, naiknya yield SBN tersebut merupakan imbas dari rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan kemarin. Tingginya data inflasi AS ini juga telah mendorong tingkat imbal hasil US treasury 10 tahun mendekati level 3,5%.
Selain itu, rilis data inflasi yang melampaui perkiraan telah memicu kekhawatiran investor akan adanya langkah yang lebih agresif dari The Fed. Kini pasar menantikan pengumuman kebijakan The Fed nanti malam, apakah menaikkan suku bunga sebesar 50 bps seperti rencana semula, atau lebih agresif dengan menaikkan suku bunga 75 bps.
Baca Juga: Jika The Fed Kerek Suku Bunga 75 bps, Yield SBN 10 Bertenor 10 Tahun Bisa Tembus 7,7%
Fayadri memperkirakan, jika The Fed tetap menaikkan suku bunga sebesar 50 bps seperti perkiraan semula, kemungkinan yield SBN acuan 10 tahun akan bergerak ke kisaran 7,50% - 7,60%.
“Namun kalau nanti malam The Fed mengambil langkah yang lebih agresif berupa kenaikan sebesar 75 bps, ada potensi investor akan melakukan penyesuaian target yield SBN 10 tahun ke level 7.60%-7.70%,” ujar Fayadri ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (15/6).
Sementara dari dalam negeri, dia justru menyebut untuk saat ini justru tidak ada sentimen negatif yang akan memberikan tekanan terhadap pergerakan harga obligasi.
Menurutnya, saat ini pasar obligasi domestik masih sangat dipengaruhi oleh sentimen dari luar negeri, khususnya terkait perubahan kebijakan suku bunga oleh The Fed merespon tingginya tekanan inflasi.
Oleh karena itu, dengan masih tingginya tekanan inflasi dan respon berupa kenaikan suku bunga yang diambil oleh banyak bank sentral, sampai akhir tahun diperkirakan tingkat yield SBN akan terus melakukan penyesuaian sejalan dengan adanya kenaikan suku bunga.
Fayadri memproyeksikan sampai akhir tahun nanti, yield SBN tenor 10 tahun berpotensi untuk berada di kisaran 7,70% - 7,80%.
Baca Juga: Lelang Sukuk Negara Sepi Peminat, Pemerintah Cuma Menyerap Rp 5,1 Triliun
Dalam kondisi pasar obligasi seperti saat ini, ia mengingatkan kepada para investor untuk lebih cermat mengikuti dinamika data inflasi serta respon yang diberikan oleh bank sentral.
“Strategi keluar masuk pasar dengan sangat cepat dan memprioritaskan investasi pada seri benchmark yang lebih likuid adalah strategi yang dapat dipertimbangkan investor untuk bisa mendapatkan keuntungan dari volatilitas yang saat ini terjadi di pasar obligasi,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News