kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang pengumuman FOMC, pergerakan rupiah diproyeksi masih terbatas


Selasa, 21 September 2021 / 19:03 WIB
Jelang pengumuman FOMC, pergerakan rupiah diproyeksi masih terbatas
ILUSTRASI. Proyeksi pergerakan rupiah pad Rabu (22/9)


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah berpotensi terbatas jelang pengumuman Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis (23/9) dini hari. Sementara itu, pada hari ini (21/9), rupiah berhasil menguat tipis usai Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5%.

Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 0,04% ke Rp 14.238 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, kurs referensi JISDOR juga menguat 0,05% ke 14.244 per dolar AS.

Presiden Komisaris HFX Internasional Berjangka Sutopo mengatakan, pergerakan rupiah pada hari ini, masih dalam rentang konsolidasi menunggu beberapa kebijakan bank sentral di pekan ini.

Dari sisi internal, rupiah mendapat sokongan setelah BI mempertahankan suku bunga acuan di 3,5%. Langkah BI tersebut sejalan dengan ekspektasi pasar.

Selain suku bunga acuan, BI juga mempertahankan suku bunga fasilitas simpanan  dan fasilitas pinjaman juga tidak berubah di masing-masing 2,75% dan 4,25%.

Baca Juga: Rupiah menguat tipis di tengah penantian pengumuman pertemuan FOMC

Pembuat kebijakan mengatakan, keputusan tersebut dilakukan bank sentral untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, sambil menjaga stabilitas pada tingkat nilai tukar di tengah ekspektasi inflasi yang rendah.

Gubernur BI menambahkan bahwa aktivitas domestik secara bertahap membaik setelah beberapa pembatasan dilonggarkan dan meminta bank untuk terus menurunkan suku bunga kredit.

Di sisi harga, tingkat inflasi tahunan naik tipis menjadi 1,59% pada bulan Agustus, dari 1,52% pada bulan Juli tetapi masih di bawah batas bawah 2% dari target bank sentral.

Ke depan, bank sentral mempertahankan perkiraan pertumbuhan 2021 sebelumnya sebesar 3,5% hingga 4,3% dan melihat defisit transaksi berjalan berada di antara 0,6% dan 1,4% dari PDB.

Sementara, pada Rabu (22/9), pergerakan rupiah proyeksikan tidak bergerak signifikan. Penyebabnya, pelaku pasar masih wait and see jelang pengumuman kebijakan moneter dari Federal Reserve. Alhasil, rupiah sebagai mata uang emerging market berada di posisi yang bimbang.

Selanjutnya: Nilai tukar rupiah di bulan September menguat dibandingkan bulan lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×