CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Jelang FOMC dan RDG BI, IHSG diprediksi bergerak menguat


Minggu, 13 Juni 2021 / 18:10 WIB
Jelang FOMC dan RDG BI, IHSG diprediksi bergerak menguat
ILUSTRASI. Fokus pelaku pasar saat ini bergeser ke pertemuan kebijakan Federal Reserve pada 15-16 Juni 2021.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fokus pelaku pasar saat ini bergeser ke pertemuan kebijakan Federal Reserve pada 15-16 Juni 2021. Federal Reserve telah berkomitmen untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol dan berjanji tidak akan menaikkan sampai akhir tahun depan.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, pelaku pasar masih mengkhawatirkan kenaikan inflasi hingga beberapa bulan ke depan. Kembalinya perekonomian ke kondisi pra-pandemi berarti diberlakukannya langkah penarikan stimulus bank sentral. Situasi ini membuat prospek akan terjadinya tapering menjadi lebih konkret, dan berpotensi meningkatkan volatilitas di pasar keuangan global.

The Fed diperkirakan akan mengumumkan strategi untuk mengurangi program pembelian obligasi besar-besarannya pada Agustus atau September. Jajak pendapat Reuters memperkirakan the Fed akan mulai memotong pembelian bulanan pada awal tahun depan. "Hal ini mungkin akan menaikkan risiko pasar keuangan negara berkembang termasuk Indonesia," kata Hans, Minggu (13/6).

Kenaikan inflasi yang diperkirakan hanya sementara menjadi sentimen positif pasar. Pelaku pasar akan memperhatikan dua data di AS yakni inflasi dan tenaga kerja.

Baca Juga: Menguat sepekan, kurs rupiah akan bergerak tipis pada Senin (14/6)

Inflasi AS periode Mei 2021 tercatat naik 5% dibandingkan tahun lalu dan menjadi angka tertinggi sejak Agustus 2008. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi kenaikan inflasi di 4,7%. Inflasi April sendiri tercatat di level 4,2%. Laju inflasi AS sebagian besar didorong oleh kategori yang terkait dengan pembukaan kembali aktivitas ekonomi secara lebih luas karena program vaksinasi berhasil mengendalikan pandemi, di antaranya adalah kenaikan harga tiket pesawat dan mobil bekas.

Harga mobil dan truk bekas naik lebih dari 7% yang menimbulkan harapan kenaikan inflasi merupakan fenomena sementara. Sepertiga dari kenaikan inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan pada harga mobil dan truk bekas karena ada kendala pasokan. Hal ini berpotensi membuat the Fed tidak cepat merubah kebijakannya. 

Sektor ketenagakerjaan masih di jalur yang positif. Klaim pengangguran mingguan untuk periode yang berakhir pada tanggal 5 Juni 2021 tercatat sebanyak 376.000, lebih rendah dari minggu sebelumnya 385.000. Namun sedikit lebih tinggi dari ekspektasi 370.000.

Data klaim pengangguran merupakan yang terendah sejak pandemi Covid-199 atau dalam 15 bulan terakhir. Biarpun angka klaim pengangguran sudah turun tetapi jumlah klaim tersebut tetap jauh di atas kisaran 200.000 hingga 250.000 yang selama ini dianggap sebagai kondisi pasar tenaga kerja yang sehat.

Tetapi angka klaim pengangguran telah turun dari rekor 6,15 juta pada awal April 2020. "Saat ini pelaku pasar selain memperhatikan angka inflasi juga sangat memperhatikan angka tenaga kerja karena menjadi indikator utama pemulihan ekonomi saat ini," jelas dia.

Baca Juga: Begini prediksi pergerakan IHSG jelang pengumuman suku bunga BI dan The Fed



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×