Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Oktober merupakan tenggat waktu bagi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) untuk mendivestasikan 20% sahamnya. Emiten ini bakal menjalankan komitmen divestasi sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani dalam amandemen Kontrak Karya (KK) pada 2014 lalu.
Beberapa analis mengungkapkan potensi timbulnya dampak positif dan negatif dari adanya divestasi saham INCO.
Vice Presidents Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menilai, divestasi saham ini berisiko untuk menciptakan perubahan struktur pengendali yang pada akhirnya berpotensi pada perubahan rencana bisnis.
Sementara itu, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, salah satu dampak positif divestasi saham adalah INCO bakal mendapat sumber dana untuk melakukan ekspansi dan pengembangan bisnis.
Baca Juga: Begini untung-rugi divestasi saham Vale Indonesia (INCO) menurut analis
Sukarno menambahkan, saham INCO masih menarik dalam jangka panjang. Salah satu sebabnya adalah INCO dinilai akan meraup berkah dari percepatan larangan ekspor bijih nikel.
Akan tetapi, Sukarno merekomendasikan investor untuk wait and see terlebih dahulu terhadap saham INCO. Sebab, divestasi saham ini berpotensi menimbulkan benturan kepentingan khususnya dari pihak pembeli yang menginginkan harga saham lebih murah.
“Karena divestasi pasti ada benturan kepentingan, yang pasti pihak pembeli menginginkan harga yang lebih murah dari sekarang,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (1/10).
Baca Juga: Ketidakpastian UU Minerba Membuat Saham Emiten Batubara Lesu
Itu artinya, harga saham INCO masih akan berpotensi turun. Pada perdagangan hari ini INCO ditutup koreksi 3,7% ke level Rp 3.380 per saham. Meski demikian, asing nampaknya masih memburu saham INCO hari ini dengan mencatat jual bersih asing di semua pasar sebesar Rp 1,68 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News