kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jelang akhir tahun, simak rekomendasi untuk rebalancing portofolio


Kamis, 21 November 2019 / 22:46 WIB
Jelang akhir tahun, simak rekomendasi untuk rebalancing portofolio
ILUSTRASI. Menjelang akhir tahun, investor melakukan rebalancing portofolio yang dimiliki.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, investor melakukan rebalancing portofolio yang dimiliki. Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich melihat, saham menjadi jenis investasi yang menarik di akhir tahun ini. Sebab, pada umumnya saham akan mengalami kenaikan.

Walaupun harga saham diprediksi akan meningkat, idealnya investorĀ  tetap memikirkan jangka panjangnya. "Memilih saham atau reksadana saham dengan fundamental baik, valuasi tidak mahal dan likuiditas tinggi," kata Farash ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (21/11).

Sementara itu, untuk jenis investasi lainnya seperti obligasi, reksadana pendapatan tetap, ataupun reksadana terproteksi, investor tetap harus memperhatikan underlying-nya. Adapun menurut Farash untuk pasar obligasi secara umum masih akan positif hingga kuartal satu tahun depan.

Baca Juga: Menjelang akhir tahun, saham sektor kesehatan paling prospektif

Sejalan dengan pasar obligasi yaitu jenis investasi valuta. Diperkirakan, nilai tukar rupiah akan stabil terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga kuartal I 2020. Setelah itu, bisa terjadi penguatan dolar akibat selisih tingkat bunga dan inflasi kedua negara tersebut.

Kalau investor memiliki preferensi risiko kredit rendah, kata Farash, akan lebih baik untuk memilih underlying surat berharga negara (SUN) dengan jangka waktu sekitar 5 tahun. Investor juga bisa menjadikan ETF obligasi dengan jangka waktu lima tahun sebagai alternatif.

"Kalau toleransi risiko kredit menengah dapat memilih underlying obligasi korporasi dengan rating kredit A hingga AAA," imbuh Farash. Adapun pemilihan jangka waktunya dapat dipilih sekitar tiga hingga lima tahun.

Baca Juga: Review IHSG: Terombang-ambing Ketidakpastian Perjanjian Dagang AS-China

Jenis investasi lain seperti emas akan banyak berhubungan dengan persepsi risiko global. Menurut Farash, belakangan ini persepsi atas risiko global sedikit menurun. Jika hal ini terus berlanjut maka berakibat perpindahan aset investor global dari safe haven seperti emas. Kondisi ini akan menyebabkan harga emas melemah.

Sebaliknya, jika kekhawatiran investor global atas resesi ekonomi masih tinggi, maka ada kemungkinan harga emas masih mendapatkan support.

Tahun depan, Farash menyarankan agar para investor tetap berinvestasi secara terdiversifikasi pada beberapa kelas aset. "Jangka panjang di saham, jangka menengah di pendapatan tetap, dan jangka pendek di pasar uang," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×