Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba bersih PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JMSR) menyusut 6,88% year on year (yoy) menjadi Rp1,77 triliun pada periode sembilan bulan pertama 2018.
Meskipun begitu, JMSR tetap mencetak pertumbuhan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) 7,22% menjadi Rp4,28 triliun pada kuartal III/2018.
Adapun, margin EBITDA perseroan jalan tol milik negara itu juga tercatat masih tumbuh. Tercatat, terjadi kenaikan margin EBITDA dari 58,9% pada kuartal III/2017 menjadi 60,1% pada kuartal III/2018.
Agus Setiawan, Corporate secretary JSMR menyatakan bahwa pihaknya optimistis akan pertumbuhan margin EBITDA di 2019. Namun sayangnya ia masih enggan memaparkan persentase kenaikan margin Ebitda di 2019 beserta informasi rilis kinerja di 2018.
"Masih dilakukan audit soal kinerja keuangan 2018 oleh KAP dan kami tetap berkeyakinan margin EBITDA tetap tumbuh di 2019," paparnya kepada Kontan.co.id, Jumat (25/1).
Lebih lanjut Agus mengungkapkan bahwa di tahun 2019, JSMR mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 30 triliun. "Hampir seluruhnya akan dipakai untuk pembangunan ruas tol baru dan pendanaan 70% dari bank dan sisanya menyesuaikan dengan kondisi," imbuhnya.
Adapun proyek jalan tol yang bakal dilanjutkan pengerjaannya oleh JSMR meliputi proyek lanjutan dari Bogor ring road.
Lalu ada proyek jalan tol Cinere - Serpong sepanjang 10,14 kilo meter (km), Serpong-Kunciran sepanjang 11,19 km dan Kunciran-Cengkareng sepanjang 14,2 km yang ditargetkan bisa beroperasi di kuartal I atau paling lambat semester I tahun 2019.
Namun sayangnya, Agus belum mau memaparkan soal progres pengerjaan ruas-ruas jalan tol tersebut.
Sebelumnya Direktur Utama JSMR Desi Arryani mengungkapkan, di tahun ini pihaknya juga sedang mengikuti tender proyek jalan tol. Di antaranya yakni Semarang-Demak dan Gedebage-Tasikmalaya.
Untuk tender proyek jalan tol Semarang-Demak, Jasa Marga membentuk konsorsium bersama PT Waskita Karya Tbk dan PT Brantas Abipraya.
Lalu soal rencana divestasi di 2019, Agus masih enggan memberikan penjelasan. Ia cuma bilang kemungkinan tentu ada, tapi sedang dalam proses pengkajian.
Sesuai catatan Kontan.co.id, tahun 2018 lalu, JSMR getol mencari pendanaan untuk kebutuhan ekspansi dan membayar utang. JSMR sebelumnya menerbitkan reksadana penyertaan terbatas tahap pertama dengan nilai Rp 1,4 triliun. Jasa Marga pun melepas saham anak perusahaannya PT Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB).
Kemudian soal obligasi JSMR yang bakal jatuh tempo di September 2019, Agus bilang pihaknya berencana untuk melakukan refinancing. "Obligasinya akan di-refinance. Produk yang digunakan untuk refinance melihat pasar nanti, karena kapasitas kas JSMR masih cukup kuat," paparnya. Tapi ia belum membeberkan soal rencana tersebut.
Saat ini, JSMR tercatat memiliki outstanding obligasi korporasi senilai Rp 2 triliun. Jatuh tempo kedua surat tersebut yakni pada 2019 dan 2020 dengan jumlah masing-masing Rp1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News