Reporter: Namira Daufina, Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meredanya spekulasi waktu kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) di bulan September berhasil mengangkat harga emas.
Mengutip Bloomberg, Kamis (10/8) pukul 15.15 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa Commodity Exchange naik 0,87% dibandingkan sehari sebelumnya menjadi US$ 1.137,8 per ons troi. Ini merupakan harga tertinggi sebulan terakhir. Sepekan terakhir, harga emas menanjak 2%.
Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka, menuturkan, pelaku pasar kembali melirik emas setelah mencermati rilis hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) kemarin. Petinggi The Fed menyatakan, salah satu pertimbangan utama kenaikan suku bunga adalah kestabilan perekonomian global.
Jika The Fed tetap menaikkan suku bunga di tengah perlambatan ekonomi global, maka gejolak ekonomi akan semakin besar. Keraguan pasar terhadap rencana kenaikan suku bunga The Fed juga bertambah, seiring inflasi AS Juli 2015 yang mengempis hanya 0,1%, dari sebelumnya 0,3%. "Padahal inflasi juga merupakan salah satu indikator pertimbangan penting," jelas Tonny.
Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures, memperkirakan, penguatan harga emas dapat berlangsung cukup lama apabila The Fed belum memastikan waktu yang tepat untuk menaikkan suku bunga.
Permintaan emas
Namun Deddy mengingatkan, kondisi fundamental emas belum bisa dibilang membaik. Ia mencatat, produksi emas global di kuartal II-2015 naik 3% menjadi 787 ton dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 763 ton. Namun, permintaan turun 11% menjadi 179 ton dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 200 ton.
Pembelian emas banyak dilakukan oleh Rusia dan Kazakstan dengan total pembelian bersih 137 ton di kuartal II-2015 naik 11% dibanding kuartal sebelumnya.
Jonathan Barrat, Chief Investment Ayers Alliance Securities di Sidney, kepada Bloomberg mengatakan, bahwa permintaan emas fisik di Australia naik tajam. Pelaku pasar kembali melirik emas sebagai safe haven dengan memanfaatkan harga emas yang sudah rendah.
Tonny memperkirakan, harga emas masih berpeluang melanjutkan penguatannya hingga penutupan akhir pekan Jumat (21/8). Efek pesimisme kenaikan The Fed rate akan berlanjut. "Dalam jangka pendek, harga emas naik, namun untuk dalam jangka panjang masih bearish" ujar Tonny.
Secara teknikal, Tonny melihat, harga bergerak di sekitar moving average (MA) 50 namun masih di bawah MA 100 sehingga kenaikan terbatas. Garis moving average convergence divergence (MACD) juga di area negatif. Stochastic level 82,91 sudah menyentuh area overbought. Relative strength index (RSI) di level 61,83 masih positif.
Pada Jumat (21/8), Tonny menduga, harga emas bergerak di US$ 1.110–US$ 1.160 per ons troi. Sepekan harga di US$ 1.100-US$ 1.160 per ons troi. Sedangkan Deddy memperkirakan, harga emas sepekan di kisaran US$ 1.124-US$ 1.150 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News