Reporter: Dupla Kartini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Seiring menguatnya kekhawatiran terhadap masa depan suram pemulihan ekonomi global, telah menaikkan 0,74% harga emas sepekan lalu. Hingga Jumat (27/8), si kuning bertengger di US$ 1.237,9 per ons troi, naik dari akhir pekan sebelumnya (20/8) di US$ 1.228,8 per ons troi. Tapi, di pertengahan pekan, harga emas sempat bertengger di harga tertingginya dalam delapan minggu terakhir, yakni di US$ 1.241,3 per ons troi.
Kebangkitan harga emas dipicu pelemahan angka penjualan rumah Amerika Serikat (AS) dan melambatnya pertumbuhan ekspor Jepang. Di akhir pekan sedikit turun karena sentimen pasar membaik setelah Gubernur The Fed Ben S. Bernanke menenangkan kecemasan pasar atas prospek pemulihan ekonomi.
Konsumsi meningkat
Tren kenaikan harga emas diprediksi berlanjut untuk jangka menengah. Goldman Sachs Group Inc meramalkan, harga emas dapat mencapai US$ 1.300 dalam enam bulan ke depan. Pemicunya, impor India diperkirakan melebihi tahun 2009 dengan adanya festival di negara pengonsumsi emas terbesar dunia itu.
Anjani Sinha, Chief Executive Officer (CEO) Bursa Perdagangan Emas Fisik di Goa, India, seperti dikutip Bloomberg (28/8), menyebut, pembelian total emas tahun ini mungkin mencapai 600-625 ton. Tahun lalu jumlah pembeliannya 480-485 ton.
World Gold Council menyebut, permintaan dari India pada semester I mencapai 348 ton, dibandingkan 559 ton di sepanjang tahun lalu."Permin-taan pada semester II setidaknya 25% lebih tinggi dari tahun sebelumnya, karena memasuki musim festival," ujar Sinha.
Faktor risk aversion (penghindaran risiko) juga berpotensi mengangkat harga emas. Rujan Panjwani dari Edelweiss Modal Ltd, melihat ada peningkatan permintaan yang signifikan karena keraguan krisis ekonomi global berakhir. "Ketidakpastian ekonomi membuat emas terus menjadi pilihan berinvestasi. Apalagi suku bunga mayoritas sudah mendekati nol," ujar Panjwani kepada Bloomberg.
Ibrahim dari Askap Futures memprediksi, pekan ini harga emas berpotensi naik lagi. Selain faktor India, revisi penurunan pertumbuhan ekonomi AS akan menyisakan kecemasan pasar. Dia meramal, si kuning akan bergulir di kisaran US$ 1.250-US$ 1.260 per ons troi.
Sebaliknya, Analis Indosukses Futures Herry Setyawan menebak, sepekan ini, emas akan cenderung melemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News