kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaga margin, GGRM kerek harga rokok


Jumat, 13 November 2015 / 08:03 WIB
Jaga margin, GGRM kerek harga rokok


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Demi menyelamatkan margin, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) berencana menaikkan harga jual produk pada tahun depan. Salah satu pemicu, pemerintah berencana mengerek tarif pita cukai rokok rata-rata sebesar 11,19%.

Tarif cukai rokok jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) naik rata-rata 13,45%. Adapun cukai jenis Sigaret Kretek Tangan (SKT) akan meningkat rata-rata 8,38%. "Kenaikan tarif cukai akan mempengaruhi harga jual rokok tahun 2016," kata Heru Budiman, Direktur Tresuri merangkap Hubungan Investor GGRM, Kamis (12/11).

Kenaikan cukai yang tak diikuti kenaikan harga produk secara seimbang berpotensi menggerus laba perusahaan. Dia mengakui hingga September tahun ini GGRM telah mengerek harga jual produknya secara bertahap.

Heru memaparkan, harga jual biasanya naik antara Rp 100 sampai Rp 300 per pak. Dia merinci, kenaikan harga Rp 300 untuk kemasan isi 16 batang. Kemudian kenaikan Rp 100 untuk kemasan isi 12 batang.

Setelah mengerek harga jual, GGRM memantau kondisi pasar. Misalnya, apakah kenaikan harga tersebut hanya GGRM sendiri atau diikuti produsen lain. Namun dia melihat semua pemain di industri rokok nasional cenderung sejalan.

Pada kuartal III-2015, pendapatan GGRM tumbuh 5,85% year-on-year (yoy) menjadi Rp 51,01 triliun. Padahal volume penjualannya turun 3,49% (yoy) menjadi 58,1 miliar batang.

Heru menilai, meski volume penjualan turun dan cukai naik, penjualan penjualan ini akibat kenaikan harga produk. Hingga kuartal III-2015, margin laba kotor (gross margin) GGRM naik tipis menjadi 20,7%.

Di periode sama tahun lalu, gross margin GGRM 20,1%. Namun margin usaha GGRM turun dari 13,2% ke posisi 12,9%. Ini lantaran belanja operasional atau operational expenditure (opex) meningkat akibat biaya promosi.

Heru bilang, meningkatnya opex karena tahun lalu ada pemilu, jadi sulit mengadakan acara promo.. Jika nantinya promosi rokok dipersulit, Heru masih yakin terhadap kinerja GGRM. Sebab, produk GGRM memiliki pelanggan cukup luas di Indonesia. Yang terpenting adalah produk tersedia di tempat yang mudah dicari para perokok.

Hingga akhir September 2015, pangsa pasar GGRM mencapai 21,6%. Sedangkan di akhir tahun lalu, pangsa pasarnya sebesar 21,9%. Harga saham GGRM kemarin menanjak 4,26% menjadi Rp 49.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×