Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) mengalami penurunan sepanjang semester pertama 2020. Dari sisi topline, entitas grup Astra ini membukukan pendapatan bersih senilai Rp 33,19 miliar, turun 23% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.
Dus, pada semester I-2020 UNTR mengempit laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 4,1 triliun, turun 28% dari laba bersih periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 5,7 triliun.
Sementara dari sisi kinerja operasional, penjualan alat berat Komatsu, produksi batubara, dan penjualan emas terpantau turun. Direktur United Tractors Iwan Hadiantoro mengatakan, turunnya kinerja UNTR diakibatkan pandemi dan penurunan harga di pasar batubara.
Seiring turunnya harga komoditas, konstituen Indeks Kompas100 ini juga menggelontorkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) yang lebih rendah. “Kebutuhan capex untuk tahun ini menurun.
Baca Juga: Pandemi corona bikin United Tractor (UNTR) revisi target penjualan alat berat
Tahun lalu sekitar US$ 650 juta, tahun ini turun 60% menjadi sekitar US$ 230 juta, jika dirupiahkan sekitar Rp 3,5 triliun,” ujar Iwan saat paparan publik UNTR di Jakarta, Selasa (25/8).
Alokasi ini juga lebih rendah dari alokasi capex awal tahun yang semula dianggarkan, yakni US$ 450 juta.
Iwan menjabarkan, sebagian besar capex dialokasikan untuk usaha kontraktor pertambangan , yakni untuk PT Pamapersada Nusantara (PAMA) sekitar US$ 135 juta, sekitar US$ 50 juta – US$ 55 juta untuk Tambang Martabe, sisanya di bisnis lain. Adapun per 30 Juni 2020, UNTR telah menyerap capex hingga Rp 1,3 triliun, yang sebagian digunakan untuk pembelian alat berat sebagai pengganti di kontraktor penambangan.
Iwan mengatakan, target jangka pendek UNTR di tengah pandemic saat ini adalah mengamankan cashflow (arus kas) serta memastikan UNTR mampu memenuhi kewajiban terhadap stakeholder maupun karyawan. Selain menurunkan capex,, UNTR juga memperkuat penjualan alat berat di sektor selain pertambangan, seperti di sektor kehutanan, konstruksi, dan perkebunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News