Reporter: Ahmad Febrian, Yuliana Hema | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya rebalancing indeks MSCI berdampak positif pada sejumlah emiten calon penghuni indeks tersebut. MSCI Indonesia Small Cap berlaku efektif pada 30 November mendatang. Maka itu, fund manager yang menjadikan MSCI sebagai acuan investasi, mengantisipasi perubahan tersebut dengan lebih dulu mengambil posisi.
Salah satunya emiten yang terdampak MSCI adalah PT Bank Jago Tbk. Emitem berkode saham ARTO ini berhasil menjadi top gainer di industri bank digital. sepanjang pekan lalu, asing terus membeli saham bank digital yang terintegrasi ke ekosistem GoTo itu. Jika diakumulasi, sepanjang pekan lalu nilai net buy asing di saham Bank Jago mencapai Rp 92,1 miliar.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menilai, inflow dana asing jelang rebalancing indeks merupakan hal yang lazim terjadi. Saat ini MSCI Small Cap Index memiliki 54 konstituen. “Fund manager asing yang berinvestasi di Indonesia dan menggunakan indeks ini sebagai acuan akan mengatur ulang portofolio mereka (rebalancing). Implikasinya, investor cenderung melepas saham-saham yang keluar dari indeks dan memndahkan dana ke saham yang masuk sehingga ada potensi inflow” kata Herditya, Minggu (26/11).
Derasnya dana asing membuat kinerja harga saham bank digital tersebut terdongkrak 34,93% dalam sepekan. JIka dihitung selama 30 hari perdagangan terakhir, harga saham Bank Jago telah melonjak 91%.
Baca Juga: IHSG Naik Tipis 0,08% ke 7.009 Pada Jumat (24/11), ARTO, MAPI, BRIS Top Gainers LQ45
ARTO menjadi top gainers dari 28 saham bank yang menguat pekan lalu. Selain ARTO, saham bank digital lain yang juga mencatat lonjakan pekan lalu adalah Bank Neo Commerce yang naik 29,63%, Bank Raya meningkat 18,32% dan Bank Bumi Arta naik 15,97%).
Founder dan CEO Emtrade Ellen May menilai kenaikan saham teknologi dan perbankan, termasuk GOTO dan ARTO salah satunya disebabkan oleh keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga. Dia bilang keputusan BI untuk menahan suku bunga akan menjadi sentimen positif bagi sektor perbankan, properti dan teknologi, yang mana GOTO dan ARTO masuk dalam kriteria.
"GOTO salah satu sentimennya adalah suku bunga. Secara teknikal, belum membentuk pondasi sideways sehingga kenaikannya hanya jangka pendek," jelas Ellen.
Berbeda dengan ARTO, dia melihat saham Bank Jago memiliki pola teknikal yang menarik. Dalam beberapa hari terakhir, ARTO telah membentuk pola sideways.
Analis Kanaka Hita Solvera menilai, harga saham berpotensi menguji level resistance terdekat di 3.650. Pada penutupan Jumat kemarin, harga saham ARTO di Rp 3.090 atau naik 8,04% dibanding sehari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News