Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan evaluasi mayor untuk menetapkan daftar saham dan penyesuaian bobot atas saham-saham yang digunakan dalam Indeks LQ45.
Adapun perhitungan ini berlaku sejak Agustus 2020 hingga Januari 2021.
Mengutip pengumuman di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (24/7), ada tiga saham baru yang masuk dalam jajaran LQ45, salah satunya adalah PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) berhasil jual 101 ruko pada launching online perdana
Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian menilai, masuknya saham SMRA dalam LQ45, yang merupakan indeks yang berisi 45 saham terlikuid, akan menjadi sentimen positif bagi SMRA.
“Tetapi untuk preferensi di sektor properti, saya lebih cenderung peers-nya yang memiliki tingkat net gearing lebih rendah,” ujar Joey kepada Kontan.co.id, Minggu (26/7).
Joey menjelaskan, SMRA tidak lagi menjadi pilihan utama (top picks) Sucor Sekuritas di sektor properti dan hunian karena tingkat net gearing yang tinggi tersebut. Joey mengatakan, saat ini tingkat net gearing SMRA merupakan yang tertinggi dibanding emiten properti lain, yakni mencapai 0,77 kali. Bahkan, net gearing SMRA tersebut lebih tinggi dari net gearing industri yang hanya 0,35 kali.
Baca Juga: Simak daftar lengkap emiten penghuni indeks LQ45 periode Agustus 2020-Januari 2021
Selain itu, SMRA memiliki lebih sedikit portofolio produk dengan harga di bawah Rp 2 miliar per unit. Namun, nilai plus dari emiten ini adalah karena eskposure nya yang tinggi terhadap pengguna akhir atau end user (80%) dan proyek rumah tapak atau landed house (77%).
Joey mempertahankan rekomendasi beli (buy) saham SMRA dengan target harga Rp 1.000, turun dari target harga sebelumnya yakni Rp 1.300. Jumat (24/7), saham SMRA ditutup melemah 2,48% ke level Rp 590.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News