Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SURABAYA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus memperluas jaringan infrastruktur gas bumi. Saat ini, emiten dengan kode saham PGAS tersebut tengah mempersiapkan pembangunan fasilitas Liquid Natural Gas (LNG) Terminal di Pelabuhan Tanjung Perak, Teluk Lamong, Surabaya.
Tak hanya fasilitas LNG, saat ini PGAS juga tengah membangun jaringan pipa transmisi dan distribusi di wilayah Jawa Timur.
Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk Rachmat Hutama mengatakan, untuk membangun terminal LNG, PGAS akan bekerjasama dengan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero).
Pembangunan LNG terminal ini akan terbagi dalam tiga fase. Saat ini, izin terkait analisis dampak lingkungan (Amdal) Terminal LNG Teluk Lamong telah keluar. Tahap selanjutnya adalah finalisasi perizinan dan menuju tahap konstruksi.
"Izin Amdalmya sudah selesai, sekarang tinggal finalisasi perizinan menuju konstruksi," ujar Rachmat, Kamis (17/10).
Baca Juga: Begini strategi PGN (PGAS) untuk mengembangkan industri gas domestik
Rachmat bilang, LNG terminal Teluk Lamong ditargetkan akan beroperasi pada akhir tahun ini dengan kapasitas 40 mmscfd (million standard cubic feet per day).
Pada tahun 2023 diperkirakan proyek ini akan rampung keseluruhan. Pada saat beroperasi penuh, total kapasitas produksi LNG Teluk Lamong diprediksi akan bertambah menjadi 180 mmscfd.
Fase kedua adalah pembangunan terminal pengisian LNG skala kecil menggunakan ISO Tank ukuran 20-40 kaki container. Pembangunan ini berfungsi untuk mendistribusikan gas alam cair di luar sistem pipa ataupun menggunakan truk.
Sedangkan fase terakhir yakni pembangunan tangki LNG permanen ukuran 50.000 cbm dan dapat ditingkatkan hingga 180.000 cbm.
Pembangunan LNG Teluk Lamong tidak lepas dari upaya pemerintah memenuhi kebutuhan gas di wilayah Jawa Timur. PGAS menilai saat ini Jawa Timur masih mengalami defisit pasokan gas bumi.
Pasokan gas bumi di Jawa Timur saat ini sekitar 140 mmscfd, sementara permintaan bisa mencapai 160 mmscfd. Defisit ini terjadi lantaran selama ini pasokan gas di Jawa Timur hanya mengandalkan sumur gas kontrak kerjasama minyak dan gas di sekitar wilayah tersebut.
Keberadaan LNG Terminal Teluk Lamong nantinya juga akan mendukung pasokan gas bumi untuk wilayah lain. Salah satu upaya yang dilakukan PGAS adalah dengan meregasifikasi pasokan LNG dan dialirkan ke jaringan pipa.
Fasilitas pipa tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk pengisian LNG trucking dengan memanfaatkan ISO tank yang dapat mendistribusikan kebutuhan gas bumi ke wilayah yang belum dijangkau infrastruktur pipa, khususnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Terlebih, saat ini pipa transmisi Gresik–Semarang sepanjang 267 kilometer telah hampir rampung dengan progress pembangunannya sudah lebih dari 90%.
"Diharapkan fasilitas tersebut bisa jadi solusi dan sarana untuk membuka pasar ritel baru di Jawa Timur dan Jawa Tengah," lanjutnya.
PGAS juga akan membangunan pipa distribusi Semarang – Kendal – Ungaran sepanjang 96 kilometer. Sementara di Pulau Sumatra, PGAS juga sedang mengerjakan pembangunan pipa transmisi Duri – Dumai tahap II sepanjang 67 kilometer.
Baca Juga: Ekspansi PGAS di Jateng Masih Menunggu Dua Tahun Lagi
Ke depan, infrastruktur gas bumi Trans Jawa diharapkan dapat terkoneksi dengan Trans Sumatra. Dengan demikian, tersambungnya jaringan infrastruktur gas Trans Jawa dan Sumatera praktis tinggal menyisakan PR PGAS untuk menyambung pipa Cirebon – Semarang dan Medan – Dumai.
Hingga 2024, PGAS juga akan membangun sejumlah infrastruktur baru di antaranya jaringan pipa transmisi dan distribusi masing-masing sepanjang 528 kilometer dan 500 kilometer. Selain itu, PGAS juga berencana membangun tujuh LNG filling station untuk truk/kapal, lima FSRU, 3,59 juta sambungan rumah tangga dan 17 fasilitas LNG.
“Pembangunan infrastruktur jaringan gas bumi adalah keniscayaan untuk mencapai target bauran energi seperti yang ditargetkan pemerintah,” tutup Rachmat.
Asal tahu saja, hingga semester I 2019 PGAS telah mendistribusikan gas bumi ke 352.433 pelanggan yang terdiri dari rumah tangga, pelanggan kecil, komersial, industri dan pembangkit listrik sebesar 932 BBTUD dengan rincian sektor rumah tangga sebanyak 348.508 pelanggan, pelanggan kecil sebanyak 1.487, dan industri besar serta komersial sebanyak 2.438 pelanggan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News