Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) emiten yang bergerak dibidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions) melakukan perjanjian pengikatan jual beli saham bersyarat (PPJB) untuk pembelian atau akuisisi PT Oneject Indonesia (Oneject).
Akuisisi ini merupakan bagian dari transformasi perseroan untuk menjadi manufacturing high tech di sektor kesehatan. Oneject sendiri merupakan produsen alat suntik ADS (Auto Disable Syringe) terbesar di Asia, yang saat ini sudah menjual produknya ke negara-negara di Eropa, Asia dan juga UNICEF.
Pasca akuisisi, IRRA akan menjadi pemegang saham mayoritas di Oneject dengan porsi kepemilikan mencapai 51%. Transaksi pembelian akan dilakukan dalam 2 tranche, yaitu pembayaran di awal senilai Rp 198.800.000.000 yang dibayarkan saat penandatanganan PJBB dan pembayaran final sebesar nilai total akuisisi yang disepakati dikurangi nilai pembayaran awal.
Berdasarkan siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Rabu (29/9) nilai total akuisisi yang disepakati mengacu kepada hasil appraisal dari KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik) dengan menggunakan buku FY2021.
Pendanaan untuk pembayaran awal senilai Rp 198.800.000.000 berasal dari penjualan saham treasury sebanyak 100 juta lembar di harga Rp 1.988/lembar saham. Harga penjualan saham treasury tersebut telah memenuhi aturan POJK No.30/POJK.04/2017. Sementara untuk pembayaran final, IRRA akan melakukan penerbitan saham baru (rights issue).
Baca Juga: Itama Ronaraya (IRRA) optimistis bisa meraih pendapatan lebih dari Rp 1 triliun
Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk Heru Firdausi Syarif menjelaskan, saham Oneject yang akan dibeli terdiri dari saham lama dan juga saham baru, penerbitan saham baru tersebut ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja dan juga belanja modal Oneject.
“Tahun depan penjualan ekspor alat suntik akan naik signifikan, dan selain alat suntik, awal tahun depan Oneject juga sudah mulai produksi alat kesehatan lainnya seperti kantung darah untuk kebutuhan PMI dan juga produksi produk Reagen test (Covid & non Covid) milik Abbott, jadi dana akuisisi juga digunakan untuk pendanaan modal kerja dan belanja modal Oneject”, jelas Heru.
Lebih lanjut dia mengatakan, proses akuisisi selambat-lambatnya selesai di semester I-2022, sehingga di tahun buku 2022, Oneject sudah bisa dikonsolidasikan ke dalam IRRA. Selanjutnya, IRRA akan meminta persetujuan dari pemegang saham untuk persetujuan akuisisi Oneject dan juga persetujuan penerbitan saham baru (rights Issue) dalam rangka pendanaan akuisisi.
"Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk ke dua agenda tersebut dilaksanakan pada kuartal I-2022," lanjutnya.
Dia mengklaim, pasca akuisisi, IRRA akan menjadi pemain global sebagai produsen alat kesehatan. Sehingga segmen pasar IRRA tidak lagi hanya memenuhi permintaan pasar kesehatan domestik namun juga global.
“Dalam dua tahun terakhir, kami mampu meraih pertumbuhan dalam rentang 80%-100% setiap tahunnya baik untuk pendapatan dan juga perolehan laba bersih. Akuisisi ini akan menjadi sumber pertumbuhan baru bagi IRRA ke depan”, ungkap Heru.
Roadmap transformasi bisnis yang dilakukan IRRA tidak hanya menjadi manufacturing high tech di sektor kesehatan namun juga masuk pelayanan jasa kesehatan (services). Dengan transformasi bisnis tersebut, IRRA akan memiliki bisnis yang lengkap di sektor kesehatan yaitu distribusi, manufacturer dan layanan kesehatan (services).
"IRRA fokus untuk perdagangan dan services, sementara Oneject fokus manufacturing high tech dan inovasi healthcare," pungkasnya.
Selanjutnya: Jual Saham Treasury, Itama Ranoraya (IRRA) Untung Besar, Duitnya Hanya Numpang Lewat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News