Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
SEOUL. Spekulasi Yunani keluar dari kesatuan Euro memicu mata uang Asia keok. Isu tersebut menyurutkan niat pasar mengambil risiko, sehingga melemahkan daya tarik aset negara emerging markets.
Indeks 10 mata uang utama Asia, Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index lanjut tertekan ke posisi terendah dalam empat bulan. Pelemahan terbesar menerpa won dan baht.
Won terdepresiasi 0,3% ke posisi 1.149,40 per dollar AS pada pukul 11.43 di Seoul. Mata uang Korea Selatan ini tumbang ke level terendah dalam empat bulan. Sementara, baht Thailand terpapas 0,3% ke 31,29 per dollar AS. Ini level terlemah sejak Januari.
Kemudian, ringgit Malaysia melemah 0,2% menjadi 3,0765 per dollar AS. Lalu, peso Filipina tergelincir ke 42,640 dari posisi akhir pekan lalu di 42,565 per dolalr AS. Yuan pun terdepresiasi 0,09% ke level 6,3163 per dollar AS di Shanghai.
Spekulasi keluarnya Yunani dari Euro mencuat lantaran partai politik gagal menyepakati pemerintah persatuan sejak pemilihan umum pada 6 Mei lalu. Ini menimbulkan ketidakpastian di Yunani, termasuk soal kesepakatan bailout. Pemimpin Uni Eropa menilai, situasi tersebut berpotensi memicu Yunani terdepak dari zona Euro. Isu inilah yang menekan pasar global.
Tohru Nishihama, ekonom dari Dai-ichi Life Research Institute Inc. menyebut, masalah utang Eropa adalah isu utama di pasar dan investor tidak mau membeli aset berisiko. "Investor ingin melihat bagaimana penyelesaian situasi politik Yunani. Ini menyebabkan investor membeli dollar AS sebagai gantinya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News