Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu perang dagang yang berhembus, diyakini sejumlah analis hanya sentimen sementara bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam sebulan terakhir per Senin (9/4), IHSG tercatat turun 2,91%. Level penutupan terendah 6.140 disentuh indeks pada perdagangan Rabu (28/3).
Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas Alfred Nainggolan menyebut, pelemahan IHSG bermuara pada pertumbuhan ekonomi yang tak sesuai dengan ekspektasi.
"Karena ada ekspektasi yang tinggi terhadap pertumbuan ekonomi di kisaran 6,35% sampai 6,5%, ternyata ada pernyataan dari pemerintah sulit mencapai target seperti kuartal I-2017," ujar Alfred kepada Kontan.co.id, Senin (9/4).
Sementara, Managing Director & Head of Equity Capital Market Samuel Internasional, Harry menyebut, isu perang dagang sempat membuat pasar khawatir. "Isu perang dagang jelek untuk Indonesia, karena ekonomi China akan melambat dan Indonesia akan ikut melemah," tuturnya, Senin (9/4).
Meski begitu, pergerakan IHSG masih didominasi sentimen domestik, seperti data-data pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.
Analis Paramita Alfa Sekuritas, William Siregar menyebut, sentimen perang dagang sudah terlewati. "Posisi saat ini justru sedang ada di bottom dan waktu yang tepat untuk masuk pasar," ujarnya.
Bagi Pengamat Pasar Modal, Teguh Hidayat, sentimen perang dagang tak punya andil besar dalam pergerakan downtrend IHSG dalam beberapa minggu terakhir. "Memang pada dasarnya IHSG sudah naik cukup tinggi dalam dua tahun terakhir, dan dalam kondisi ekonomi yang baik pun belum tentu IHSG akan terus naik," kata Teguh, Senin (9/4).
Catatan saja, IHSG sempat menyentuh level 6.693 pada awal tahun lalu. Teguh menilai, secara fundamental, ekonomi Indonesia cukup kuat menghadapi sentimen global. "Secara fundamental ekonomi Indonesia tak ada masalah, kinerja emiten bagus, inflasi dan tingkat pengangguran rendah," imbuhnya.
Para analis sepakat, IHSG akan kembali melanjutkan penguatan pada tahun ini. Harry dan William menargetkan IHSG hingga akhir tahun ini di level 6.700.
William bilang, beberapa emiten yang bergerak di sektor konsumer bisa jadi penopang laju pergerakan IHSG. Pasalnya, tahun ini ada banyak agenda yang jadi katalis positif. "Seperti Pilkada, Asian Games, Pertemuan IMF di Bali, juga sebentar lagi akan ada momentum puasa dan Lebaran, ini semua bisa mengerek daya beli masyarakat khususnya menengah bawah," ujarnya.
Sementara, Harry bilang, beberapa saham yang menarik dikoleksi adalah emiten sektor pertambangan dan komoditas seperti ANTM, PGAS, DOID, ADRO dan PTBA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News