kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Isu Eropa kembali membayangi Wall Street


Jumat, 06 April 2012 / 07:59 WIB
Isu Eropa kembali membayangi Wall Street
ILUSTRASI. Wortel


Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS mencatatkan penurunan pada penutupan tadi malam. Per pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,1% menjadi 1.398,08. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,1% menjadi 13.060,14. Volume transaksi tadi malam melibatkan 5,8 miliar saham. Angka tersebut 15% lebih rendah dibanding rata-rata volume tiga bulanan.

Saham-saham yang pergerakannya turut mempengaruhi bursa AS antara lain: Alcoa Inc dan General Electric Co yang turun lebih dari 1,3%. Selain itu, ada Constellation Brands Inc yang anjlok 12% dan Cabot Oil & Gas Corp yang naik 2,2%. Sedangkan saham Bed Bath & Beyond naik 8,5%.

Isu krisis utang Eropa kembali menyebabkan pasar cemas. Faktor tersebut membayangi penurunan angka tingkat pengajuan klaim pengangguran AS ke level terendah dalam empat tahun terakhir.

"Pasar tenaga kerja AS semakin membaik. Namun, pasar kembali diingatkan mengenai krisis utang di Eropa. Volatilitas pada pasar saham masih akan terus berlanjut," jelas Greg Woodard, portfolio strategist Manning & Napier di fairport, New York.

Sekadar catatan, indeks S&P 500 turun 0,7% di sepanjang pekan ini setelah menyentuh level tertinggi dalam empat tahun terakhir pada 2 April lalu. Salah satu sentimen yang mempengaruhi Wall Street adalah rendahnya permintaan lelang obligasi Spanyol beberapa hari lalu. Kendati begitu, sepanjang tahun ini, indeks S&P 500 sudah melonjak 11% seiring membaiknya data ekonomi AS melampaui prediksi analis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×