Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan pendapatan senilai Rp 1,1 triliun sepanjang tahun 2016 setelah tahun sebelumnya mencatatkan rugi sebesar Rp 1,3 triliun. Laba yang didapat ISAT akibat dari selisih kurs.
Laba bersih ISAT juga tentunya dari peningkatan pendapatan yaitu Rp 29,18 triliun pada tahun 2016 naik 9% dari tahun sebelumnya yaitu Rp 26,76 triliun. Kenaikan pendapatan Indosat ditopang oleh kenaikan pendapatan di lini bisnis seluler dan multimedia, komunikasi data dan internet.
Tercatat pendapatan seluler ISAT senilai Rp 24 triliun naik 9% dari tahun sebelumnya Rp 21,8 triliun. Kemudian dari pendapatan multimedia, komunikasi data dan internet senilai Rp 4,1 triliun naik 10% dari tahun sebelumnya Rp 3,7 triliun dan terakhir pendapatan dari telekomunikasi tetap senilai Rp 958,8 miliar turun dari tahun sebelumnya Rp 1,1 triliun.
Presiden Direktur ISAT, Alexander Rusli menyampaikan laba bersih yang didapat Indosat selain karena selisih kurs juga tentunya ditopang dari kinerja Indosat. "Kurs sedikit pengaruhnya sedangkan sisanya karena operational," ujar Rusli kepada KONTAN, Rabu (15/3).
Rusli juga menjelaskan bahwa saat ini porsi utang ISAT turun sebesar 58,3% dari US$ 432,1 juta pada 2015 menjadi sebesar US$ 180 juta pada 2016. Ini merupakan upaya Indosat melanjutkan inisiatif untuk mengurangi pengaruh fluktuasi mata uang terhadap laba/rugi bersih.
“Dampaknya mulai terlihat dengan tercatat laba bersih perusahaan sebesar Rp 1,1 triliun, kemudian total pinjaman bank dan obligasi juga mengalami penurunan sebesar Rp 3,5 triliun atau turun 14,8% dibanding tahun lalu,” ungkapnya.
Rusli memaparkan Indosat telaah mengembangkan jaringan telekomunikasi secara nasional dengan menambah 5.796 BTS di mana 57% di antaranya merupakan BTS 3G dan 4G untuk menunjang pertumbuhan penggunaan data.
Hal ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah pengguna data yang mendorong pertumbuhan trafik data sebesar 147,1% dan pertumbuhan pendapatan data sebesar 46,7% dibandingkan tahun sebelumnya
Tahun ini Indosat menganggarkan capital expenditure (capex) senilai Rp 7,5 triliun. Anggaran ini akan digunakan untuk melakukan ekspansi di sejumlah lini bisnis Indosat terutama ekspansi untuk memperbaiki dan memperluas jaringan di 3G/4G dan teknologi informasi.
Dana ini berasal dari kas internal perseroan. “Capex untuk network dan IT,” katanya.
Rusli menyampaikan alokasi dana yang disediakan tentunya ISAT membidik pendapatan sepanjang tahun 2017 tumbuh 8%. Angka ini inline dengan target pendapatan Industri Telekomunikasi yaitu tumbuh antara 8% sampai 9%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News