Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Euro mengalami pelemahan mingguan terbesar pagi ini sejak Agustus 2010. Kondisi itu terjadi setelah pemerintah Irlandia membantah kalau negaranya tengah mencari dana penyelamatan sebelum digelarnya pertemuan antar-Menteri Keuangan di Eropa yang berlangsung besok.
Pagi ini, euro melemah atas dollar Australia setelah Enterprise Minister Irlandia Batt O'Keeffe kemarin menyatakan pihaknya tidak membutuhkan dana tunai secara mendesak. Sementara, penguatan Aussie terjadi setelah adanya lonjakan pada pasar saham Asia. Sedangkan posisi dollar saat ini mendekati level terkuat dalam lima minggu terakhir versus yen.
"Sangat mudah menebak arah pergerakan euro jika ada kemungkinan risiko bailout di sebuah negara. Investor ingin melakukan buyback dollar dan menjual euro," jelas Kazuki Kato, treasury department manager di Mizuho Trust & Banking Co di Tokyo.
Pada pukul 10.13 waktu Tokyo, mata uang 16 negara Eropa itu bertengger di posisi US$ 1,370 di Tokyo dari posisi US$ 1,3691 di New York pada 12 November. Sementara, euro berada di posisi 113,22 yen dari 113,02 yen. Sedangkan nilai tukar dollar mencapai 82,60 yen dari posisi 82,53 yen.
Sekadar tambahan informasi, O'Keeffe kemarin menyatakan, Perdana Menteri Irlandia Brian Cowen belum terpikir mengenai bailout untuk sistem finansial di negara itu. Bahkan dia menolak kalau negaranya disebut-sebut mengalami krisis.
"Irlandia tidak membuat pengajuan apapun terkait dukungan eksternal. Dan negara saat ini berada dalam kondisi keuangan yang cukup baik hingga 2011 mendatang," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News