Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Walaupun baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada bulan Juli lalu, ternyata kinerja ciamik yang ditampilkan PT Indopoly Swakarsa Industri Tbk (IPOL) tahun ini membawa dampak positif bagi perusahaan. Buktinya, perusahaan yang memproduksi kemasan ini mendapatkan fasilitas pinjaman dari pemerintah Jerman melalui UniCredit Bank AG sebesar US$ 24 juta.
"Bunga yang kita peroleh pun relatif kecil yaitu sekitar 3,3%-3,9%," kata Presiden Direktur IPOL Henry Halim di Jakarta, Jumat (17/12). Jangka waktu pinjaman tersebut selama delapan tahun dengan periode tambahan sekitar satu tahun.
Nah, dengan adanya pinjaman ini, IPOL pun akhirnya mengalahikan penggunaan dana hasil initial public offering (IPO). Perubahan tersebut sudah disetujui oleh mayoritas pemegang saham perusahaan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS-LB) yang diselenggarakan hari ini.
Sebelumnya, IPOL telah mengaggarkan menggunakan dana hasil penawaran saham perdana (IPO) lalu yang mencapai Rp 400 miliar untuk pembangunan pabrik plastik Biaxially-Oriented Polyethylene Terephthalate (BoPET). Tapi karena adanya fasilitas pinjaman ini, IPOL akhirnya mengalokasikan dana IPO untuk capex tahun depan.
Komisaris IPOL Ryan Permana menyebutkan, dengan merubah penggunaan dana IPO ini, perusahaannya dapat menghemat sekitar Rp 5 miliar per tahun untuk pembayaran bunga. "Itu terjadi jika kita ambil pinjaman untuk capex dari perbankan, kan sekarang kita dananya dari hasil IPO," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News