kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IPO meleset, Cipaganti ubah ekspansi


Sabtu, 13 Juli 2013 / 09:00 WIB
IPO meleset, Cipaganti ubah ekspansi
ILUSTRASI. Pesawat maskapai Pelita Air Service.


Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini, tidak menyurutkan nyali PT Cipaganti Citra Graha Tbk untuk melantai di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan jasa transportasi dan penyewaan alat berat tersebut telah mencatatkan saham perdana pada 9 Juli 2013, meski perolehan dana yang diperoleh tidak sesuai harapan.

Awalnya, emiten bersandi  CPGT tersebut berniat melepas 2 miliar saham atau setara 40% dari total saham yang akan dicatatkan setelah penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Harga yang ditawarkan berkisar antara Rp 150-Rp 220 per saham.

Namun, selepas proses penawaran awal alias bookbuilding, harga saham IPO Cipaganti yang ditetapkan berada di tengah kisaran harga penawaran, yakni Rp 190 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan pun menyusut menjadi 361 juta saham atau setara 10% dari total saham yang dicatatkan setelah IPO.

Alhasil, Cipaganti hanya meraup dana segar Rp 68 miliar. Padahal, semula Cipaganti menargetkan perolehan dana Rp 300 miliar hingga Rp 440 miliar.

Kondisi tersebut akhirnya merembet pada rencana penggunaan dana IPO. Awalnya, sebagian besar, yaitu 94,7%, dari dana hasil IPO akan dialokasikan untuk mendanai kegiatan investasi. Kegiatan tersebut meliputi, pertama, penambahan unit baru kendaraan dan perangkat pendukung lainnya.

Kedua, peremajaan unit kendaraan. Ketiga, penambahan unit bus pariwisata. Keempat, peremajaan unit alat berat. Kelima, pembelian tanah lokasi pool, dan keenam pembelian tanah dan bangunan lokasi kantor usaha dan renovasi bangunan.

Sedangkan, sisa dana IPO atau setara 5,30% akan digunakan untuk modal kerja, seperti pembayaran gaji karyawan, biaya sewa lahan yang akan digunakan untuk pool, pengadaan suku cadang, biaya asuransi dan biaya operasional perusahaan.

Namun, perolehan dana dari perhelatan IPO di bawah harapan. Dana yang diperoleh Cipaganti juga lebih mini. Alhasil, manajemen Cipaganti pun mengatur ulang sejumlah rencana ekspansinya.

Semula, perusahaan yang kesohor di Bandung tersebut berencana menambah kekuatan armadanya dengan menambah 2.000 unit kendaraan baru. Namun hasil yang diperoleh pasca IPO menyebabkan emiten yang didirikan pada tahun 1985 sebagai perusahaan jual-beli mobil bekas tersebut, harus lebih realistis.

Cipaganti pun menurunkan target pembelian armada baru menjadi 650 unit kendaraan. Dari jumlah tersebut, 350 unit kendaraan berupa taksi dan 300 unit lainnya berupa shuttle.

Direktur Utama Cipaganti Citra Graha, Andianto Setiabudi, beberapa waktu lalu menyatakan, taksi dan shuttle menjadi prioritas bisnis CPGT karena memberikan kontribusi cukup besar. Sumbangannya mencapai  70% dari total pendapatan tahun 2012.

Kinerja tumbuh 15%

Nah, akibat penurunan jumlah pembelian unit kendaraan, manajemen CPGT juga merevisi target kinerja di 2013. Sebelumnya, Cipaganti yakin pendapatannya tumbuh  25% hingga 30% year on year (yoy). Namun, kini target pertumbuhan pendapatan itu direvisi menjadi 15% saja. Sebagai catatan, tahun lalu CPGT mencetak pendapatan sebesar Rp 639,37 miliar. Dus, di tahun ini, pendapatan CPGT sekitar Rp 735,28 miliar.

Tahun ini, CPGT menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 300 miliar-Rp 400 miliar. Bujet belanja modal, menurut Direktur Keuangan CPGT, Robertus Setiawan Leonardi, berasal dari penjualan aset Cipaganti, hasil melantai di bursa, serta dari pinjaman bank. Saat ini, Cipaganti tengah mencari pinjaman bank senilai Rp 250 miliar.

Guna mendukung pertumbuhan kinerja tahun ini, CPGT akan menambah rute baru dan izin operasi. Cipaganti berencana menambah 16 rute travel baru di luar Jakarta dan Bandung. CPGT juga baru saja mendapat izin operasi di Bandara Soekarno-Hatta untuk sekitar 100 unit taksi.

Saat ini, Cipaganti memiliki lima anak usaha yang merambah berbagai lini bisnis seperti transportasi darat, kontraktor pertambangan, sewa alat berat, serta perdagangan batubara. Per 1 Maret 2013, Cipaganti mengoperasikan delapan kantor cabang dan 50 kantor usaha. Jumlah armada transportasi darat 3.620 unit dan alat berat 532 unit.

Nah, lantaran target jumlah saham yang dilepas belum sesuai harapan, Cipaganti masih memendam keinginan untuk menambah porsi kepemilikan publik (free float) hingga 30%. rencana itu akan dieksekusi bila kondisi pasar saham sudah mendukung. Tujuannya agar target perusahaan untuk menambah 2.000 unit kendaraan bisa tercapai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×