Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Intan Baruprana Finance (IBF) tengah bersiap mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). IBF akan menggelar Initial Public Offering (IPO) pada Desember mendatang.
Dalam prospektus ringkas yang diterbitkan Rabu (5/11), IBF akan menawarkan sebanyak-banyaknya 1,67 miliar saham biasa atau 40% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun nilai nominalnya Rp 100 per saham. Sebanyak 1,4 miliar saham merupakan saham biasa atas nama perseroan. Sedangkan 269,45 juta saham merupakan milik Asia Pacific Opportunity Fund Ltd sebagai pemegang saham IBF. Dalam IPO ini, IBF menunjuk PT BNI Securities sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Nantinya, IBF akan menggunakan sekitar 50% dana IPO untuk modal kerja pembiayaan. Sedangkan 50% sisanya akan digunakan untuk pembayaran utang usaha kepada grup dan non-grup.
IBFmempunyai kreditur grup yakni PT Intraco Penta Prima Services. Pinjaman kepada Intraco berdenominasi USD dengan tingkat bunga 7%.
IBF menyatakan akan menggunakan dana hasil IPO untuk membayar pelunasan utang secara berurutan berdasarkan utang yang paling lama. Jika dana tidak cukup, IBF kan akan melunasi utang sebagian sesuai dengan dana IPO.
Sementara untuk kreditur non grup, IBF tidak dapat merinci pembayaran utangnya. Pasalnya, sifat utang kepada kreditur non grup memiliki jangka waktu yang pendek dengan rata-rata pelunasan dua bulan. Kemudian, dana hasil penawaran umum saham divestasi akan diterima oleh Philip Asia Pacific Opportunity Fund Ltd.
Masa penawaran awal IPO IBF akan dilakukan tanggal 3 – 5 November 2014. IBF berharap memperoleh tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 24 November 2014. Selanjutnya masa penawaran akan dilakukan tanggal 26 – 28 November dan tanggal penjatahan 2 Desember. IBF berharap bisa memcatatkan saham perdana di BEI pada 4 Desember 2014.
Per Juni 2014, IBF membukukan pendapatan Rp 199,04 miliar atau naik 79% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 88,14 miliar. Adapun laba bersih IBF pada Juni 2014 tumbuh 54% menjadi Rp 33,23 miliar dari Juni 2013 Rp 21,6 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News