Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perolehan dana yang didapat dari perhelatan initial public offering (IPO) PT Blue Bird Tbk (BIRD) tidak sesuai target. Hal ini membuat manajemen terpaksa merevisi porsi alokasi penggunaan dananya.
"Porsinya kami rubah, akan kami fokuskan untuk pembayaran utang," ujar Direktur Keuangan BIRD, Robert Rerimasie, (5/11).
Patut diketahui, BIRD melepas 376,5 juta saham dengan harga pelaksanaan Rp 6.500 per saham. Sehingga, dana yang diperoleh melalui perhelatan itu sebesar Rp 2,45 triliun. Nah, dari perolehan tersebut, sebesar 53,04% atau sekitar Rp 1,3 triliun akan digunakan untuk melunasi utang. Sedangkan, 46,96% akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan entitas anak.
Bandingkan dengan rencana awal ketika BIRD ingin melepas 531,4 juta saham dengan kisaran harga pelaksanaan Rp 7.200-Rp 9.300 per saham. Potensi dana yang diperoleh kala itu sekitar Rp 3,82 triliun-Rp 4,94 triliun. Dari target dana tersebut, sekitar 50% dari dana akan digunakan untuk belanja modal, 35,71% untuk pelunasan pinjaman, dan 14,29% untuk modal kerja.
Jadi, porsi yang dihilangkan adalah porsi untuk modal kerja. Sebab, perseroan masih memiliki sejumlah fasilitas pinjaman yang bisa digunakan untuk sumber modal kerja itu.
Di sisi lain, BIRD memang memiliki rencana strategis dibalik IPO ini. "Kami fokuskan untuk pelunasan utang, karena kami ingin memikiki kesehatan keuangan yang lebih baik," pungkas Robert.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News