kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IPO, Blitzmegaplex masih merugi?


Rabu, 08 Januari 2014 / 13:20 WIB
IPO, Blitzmegaplex masih merugi?
ILUSTRASI. Lirik lagu Mengheningkan Cipta diciptakan oleh Truno Prawit.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Cindy Silviana Sukma | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemilik jaringan bioskop Blitzmegaplex, PT Graha Layar Prima hari ini menggelar mini expose penawaran perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan menunjuk PT Indo Premier Securities sebagai penjamin emisi (underwriter).

Baik pihak Graha Layar Prima maupun underwriter belum mau banyak bicara mengenai rencana IPO mereka. Brata Perdana, Direktur Graha Layar Prima hanya mengatakan, pihaknya menggunakan laporan keuangan September 2013 sebagai dasar valuasi.

Artinya, perseroan harus mengantongi izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Maret 2014 mendatang.

"Kami masih menyusun prospektus dan kebutuhan lainnya, jadi belum bisa bicara banyak," ujarnya, Rabu (8/1).

Ia masih enggan mengungkapkan target dana dan jumlah saham yang akan ditawarkan dalam hajatan tersebut. Yang jelas, dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha. Salah satunya untuk membangun bioskop baru.

Tahun ini, Graha Layar Prima berencana menambah empat bioskop baru dengan total 20 layar. Ia menolak mengungkapkan nilai investasi yang dibutuhkan.

Namun, sebelumnya, Dian Sunardi Munaf, Direktur Marketing Blitzmegaplex bilang untuk membuka bioskop baru, perseroan sedikitnya membutuhkan dana investasi US$ 2 juta per bioskop. Dana itu cukup untuk mengisi gedung pertunjukan dengan empat hingga enam layar.

Sekedar mengingatkan, Graha Layar Prima dikabarkan kesulitan keuangan akibat utangnya kepada Quvat Management Pte Ltd. Quvat merupakan perusahaan pengelola dana investasi yang berdomisili di Singapura.

Ketika dikonfirmasi apakah per September 2013, Graha Layar Prima masih merugi, Hoesen, Direktur Penilaian BEI tidak menampik hal itu. "Sepertinya masih (rugi)," kata dia. Namun, ia mengaku tidak ingat apakah kerugian itu terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Total nilai aset Graha Layar Prima tidak sampai Rp 1 triliun. Adapun, nilai ekuitas di bawah Rp 500 miliar. Ditengarai, total kewajiban perseroan lebih tinggi ketimbang ekuitas. Saat ini, Graha Layar Prima memiliki 10 bioskop dengan jumlah layar 90 hingga 100 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×