Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada usia 10 tahun keberadaan reksadana exchange traded fund (ETF) di Indonesia, porsi dana kelolaannya masih kecil dibandingkan industri reksadana. Edukasi dan sosialisasi jadi senjata utama agar rekadana ETF berkembang.
Per 16 Desember 2017, dana kelolaan reksadana ETF sejumlah Rp 8,5 triliun. Sedangkan total dana kelolaan reksadana konvensional mencapai Rp 450 triliun.
Direktur Utama PT Indo Premier Investment Management (IPIM) Diah Sofiyanti mengatakan, pihaknya akan mendorong perkembangan reksadana ETF dengan melakukan edukasi. "Edukasi kunci pengembangan reksadana ETF, beberapa minggu kemarin kami sudah lakukan edukasi ke media dan stakeholder lainnya," kata Diah dalam acara peringatan 10 tahun ETF di Indonesia, Senin (18/12).
Ernawan R. Salimsyah Direktur PT Indo Premier Investment Management menambahkan, target perusahaan pada 2018 adalah fokus menciptakan ekosistem guna mendukung perkembangan reksadana ETF.
Untuk itu, kata Ernawan, perlu dukungan dari regulator dan rezim pajak yang lebih suportif. Tak ketinggalan, edukasi dan berbagai workshop juga penting untuk mengedukasi investor dan anggota bursa agar lebih berani terlibat di reksadana ETF.
"Jadi kita di 2018 ingin buat ekosistem yang mendukung reksadasana ETF, kalau untuk supply product sudah cukup lengkap. Akan membantu perkembangan reksadana ETF apabila capital gain tax bisa ditiadakan," kata Ernawan.
Saat ini, IPIM telah menerbitkan sembilan ETF yang delapan diantaranya merupakan ETF berbasis saham. Seperti R-LQ45X yang berisi saham-saham terlikuid dalam Index LQ45. Lalu, XIIT yang berisi saham-saham kapitalisasi besar dalam Index IDX30.
Lalu, XIIF yang berisi saham-saham berbasis finansial, dan XISC yang berisi saham-saham BUMN. IPIM juga telah menerbitkan satu ETF berbasis Surat Utang Negara (SUN) dengan kode perdagangan XISB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News