Reporter: Veby Mega | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) bakal mengembangkan sayap bisnisnya hingga Indonesia Timur. Ini sebagai antisipasi proyek Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) yang akan mengembangkan fasilitas telekomunikasi di tingkat kecamatan dan Indonesia Timur.
Ya, Depkominfo memang tengah bergulat untuk pengembangan program 100 Desa Pintar dan proyek Palapa Ring tahap II. Proyek Palapa Ring II sendiri akan membentangkan 3.220,4 kilometer (km) kabel di bawah tanah dan bawah laut dari Sulawesi ke Papua. Tak tanggung-tanggung, nilainya mencapai US$ 180 juta. Karenanya, jangan heran jika INVS tengah berancang-ancang melebarkan sayapnya di Timur Indonesia itu.
“Yang pasti beberapa klien kami sudah siap masuk kesana,” kata Presiden Direktur INVS Jerry Djajasaputra, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Jumat (13/11).
Sekretaris Perusahaan INVS Benita Sofia mengatakan, INVS akan menggunakan dana penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada Juli lalu untuk ekspansi bisnis di tahun 2010. Nah, salah satunya untuk merebut porsi kue bisnis nan menggiurkan di daerah tersebut.
Perusahaan penyedia infrastruktur IT komunikasi seluler ini akan menyisihkan setidaknya 85% dari dana IPO, atau setara Rp 34 miliar untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi. Sementara sisanya akan mereka jadikan modal kerja. “Tapi detil arah ekspansi kemana saja, belum bisa kami paparkan,” kata Sofia. Yang jelas, INVS tidak akan menerbitkan surat utang dalam 2 tahun hingga 3 tahun mendatang.
Direktur INVS Rafli Ridwan mengatakan, INVS menargetkan penjualan Rp 92 miliar dan laba Rp 14 miliar hingga akhir 2009 nanti. Sekadar catatan, INVS telah mencatatkan penjualan Rp 56 miliar dan laba bersih Rp 12 miliar hingga akhir kuartal ketiga 2009.
Pada 2010 mendatang, INVS menargetkan penjualan Rp 140 miliar, dengan torehan laba Rp 21 miliar.
Untuk menggapai target itu, INVS tetap mengandalkan produk InoConnect IP. “Selain layanan operator dan telepon masih mahal, karakter konsumen Indonesia masih malu memperlihatkan gambar saat berbicara,” kata Jerry.
Apalagi, Departemen Perindustrian memperkirakan, nilai industri telekomunikasi bakal mencapai Rp 8 triliun, atau naik Rp 1 triliun di tahun 2010 mendatang. "INVS pun tak khawatir dengan masuknya pemain asing di pasar telekomunikasi Indonesia," kata Jerry optimistis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News