kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Investor risk averse, penawaran lelang SBSN turun pada Selasa (27/10)


Selasa, 27 Oktober 2020 / 19:51 WIB
Investor risk averse, penawaran lelang SBSN turun pada Selasa (27/10)
ILUSTRASI. Jumlah penawaran yang masuk menyentuh Rp 20,90 triliun pada lelang sukuk negara, Selasa (27/10).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan kembali menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada hari ini, Selasa (27/10). Dalam lelang kali ini, jumlah penawaran yang masuk menyentuh Rp 20,90 triliun.

Jumlah tersebut turun jika dibandingkan lelang SBSN sebelumnya (13/10) yang mencapai Rp 25,86 triliun. Dari penawaran yang masuk, pemerintah memutuskan menyerap Rp 12,35 triliun. Penyerapan ini lebih tinggi dari target indikatif Rp 10 triliun.

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengungkapkan, penyebab dari menurunnya hasil lelang kali ini tidak terlepas dari perilaku risk averse para investor. Menurutnya, dengan ketidakpastian yang masih tinggi, pelaku pasar cenderung mengambil sikap wait & see terlebih dahulu.

“Kemarin tren investor asing mulai masuk, hanya saja karena pemilihan presiden Amerika Serikat semakin dekat, investor asing pun cenderung menunggu situasi jelas terlebih dahulu. Oleh sebab itu lelang kali ini mengalami penurunan,” kata Fikri ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (27/10).

Baca Juga: INDON ritel bisa jadi pilihan investasi menarik di tengah tren suku bunga rendah

Di satu sisi, performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang membaik belakangan ini, membuat investor domestik melirik aset berisiko. Sehingga aset obligasi cenderung dijauhi untuk saat ini.

Sementara Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai, salah satu penyebab turunnya lelang karena pekan ini terdapat libur yang panjang. Pasalnya, jika melihat kondisi market baik di primer maupun sekunder, Ramdhan mengatakan tidak ada indikasi pasar dalam tekanan.

“Sejauh ini sentimen negatif juga tidak ada yang signifikan dan pergerakan yield juga relatif stabil. Cuman ini karena mau libur panjang, terus setelmen kan biasanya pada Kamis, ini jadi mundur hingga November, mungkin ini jadi memengaruhi minat peserta lelang,” jelas Ramdhan.

Baca Juga: Penawaran masuk pada lelang sukuk negara turun menjadi Rp 20,90 triliun

Dengan kondisi yang masih stabil, Ramdhan memperkirakan lelang berikutnya masih akan bergairah dan kembali naik. Setali tiga uang, Fikri juga melihat kemungkinan yang sama. Menurutnya suplai surat utang yang meningkat jadi salah satu indikasinya, terlihat dari pemerintah yang menyerap lebih banyak dari target semula.

“Jadi ke depan selama yield masih akan terjaga, investor pasar surat utang akan memanfaatkan momentum tersebut dan berujung pada yield yang lebih kompetitif dan lelang penawaran masuk yang lebih besar. Tapi rupiah juga harus stabil, agar investor asing tetap bertahan atau bahkan kembali masuk,” pungkas Fikri.

Baca Juga: Alhamdulillah, kinerja reksadana syariah periode 5 tahun masih cuan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×