Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Johana K.
JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) berhasil mengakuisisi 500-600 hektar (ha) lahan di Kendal, Jawa Tengah. Meski tidak termasuk dalam target marketing sales tahun ini, sudah ada 20 calon anchor tenant yang tertarik masuk ke kawasan tersebut.
Muljadi Suganda, Sekretaris Perusahaan KIJA mengatakan, calon tenant tersebut berasal dari domestik dan asing. Namun, sebagian besar merupakan asing yang berasal dari kawasan Asean. “ Namun masih belum bisa disampaikan karena baru dalam tahap berminat saja,” kata Muljadi pada KONTAN baru-baru ini.
Muljadi mengungkapkan, kawasan industri Kendal ini tersebut akan dikembangkan berbeda dengan kawasan industri andalan KIJA di Cikarang. Kendal akan didorong untuk industri yang membutuhkan labour interesting dan tanah yang murah.
Dari jumlah lahan yang diakuisisi tersebut. baru seluas 406 ha yang sudah dilakukan pencatatan administrasi. Itu merupakan lahan yang berhasil diakuisisi tahun lalu denagn nilai sekitar Rp 530 miliar. Sedangkan sisanya masih dalam proses administrasi, sehingga Muljadi belum bisa menyampaikan total nilai akuisisi tersebut. Tahun ini, KIJA menargetkan bisa menyelesaikan akuisisi lahan di Kendal tahap I yang dipatok seluas 860 ha.
Adapun marketing sales atau pra penjualan dibidik sebesar Rp 1,2 triliun dari lahan perseroan di Cikarang. Sekitar 45% bersumber dari proyek residential dan komersial, sisanya 55% dari penjualan lahan industri atau seluas 20-25 ha.
Tahun ini, KIJA sudah berencana menjual lahan di Kendal namun tidak dimasukkan dalam target marketing sales. Sepanjang kuartal I, KIJA telah mengantongi marketing sales Rp 300 miliar atau 25% dari target yang dipatok. Penjualan kawasan industri dan proyek residensial meyumbang porsi yang sama yakni 50%:50%.
Asal tahu saja, KIJA telah mendapatkan izin untuk mengembangkan 2.700 ha menjadi kawasan industri. Untuk tahap pertama, KIJA akan mengakuisi 860 ha. Untuk pengembangannya, KIJA menggandeng perusahaan asal Singapura Semcorp Development Indonesia Ltd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News