kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor menyasar seri tenor pendek pada lelang SBSN


Selasa, 20 Februari 2018 / 21:21 WIB
Investor menyasar seri tenor pendek pada lelang SBSN
ILUSTRASI. Ilustrasi pasar modal


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Selasa (20/2) menghasilkan jumlah penawaran lebih banyak masuk ke seri dengan tenor pendek.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementrian Keuangan (DJPPR) seri SPNS07082018 yang memiliki tanggal jatuh tempo pada 7 Agustus 2018, mendapat penawarn masuk terbesar sebanyak Rp 6,96 triliun. Pemerintah memenangkan Rp 3 triliun dari seri ini.

Selanjutnya, PBS016 menerima penawaran masuk dari investor sejumlah Rp 4,94 triliun. Seri yang akan jatuh tempo pada 15 Maret 2020 diserap pemerintah sebesar Rp 4,4 triliun.

Sementara, PBS002 menerima penawaran masuk dari investor hanya sebesar 88 miliar Seri yang jatuh tempo pada 15 Januari 2022 ini pemerintah serap sebesar Rp 68 miliar

Penawaran yang masuk semakin kecil pada seri PBS017 sebesar Rp 209 miliar. Pemerintah menyerap sebesar Rp 195 miliar dari seri yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2025.

Seri PBS004 yang memiliki jatuh tempo paling lama pada 15 Februari 2037 menerima penawaran masuk dari investor sebesar 200 miliar Pemerintah menyerap Rp 200 miliar dari seri ini.

Penawaran masuk yang paling kecil diterima seri PB012 yang memiliki jatuh tempo pada 15 November 2031. Penawaran yang masuk ke seri ini hanya sebesar Rp 152 miliar. Namun, pemerintah tidak menyerap sepeserpun dari seri ini.

Dari lelang hari ini, jumlah penawaran yang masuk Rp 13,34 triliun, dan diserap Rp 8,48 triliun oleh pemerintah.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Nicodimus Anggi Kristiantoro mengatakan, rendahnya nilai penawaran yang masuk seri PB012 menjadi penyebab utama pemerintah tidak meilirik seri ini.

Lebih lanjut, Nico mengatakan investor lebih menyasar seri tenor pendek karena mereka ingin melakukan antisipasi risiko terhadap berbagai sentimen global. Khusunya, potensi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih agresif.

Ke depan dalam pelaksanaan lelang SBSN, Nico memproyeksikan seri tenor pendek masih akan menjadi favorit investor dibanding seri tenor panjang. Hal ini karena Nico melihat dari kondisi likuidias dan supply demand cenderung banyak dan terfokus pada seri-seri tenor pendek.

"Masih tingginya antisipasi risiko terhadap sentimen global, maka seri tenor pendek masih akan jadi favorit," kata Nico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×