Reporter: Avanty Nurdiana, Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kemarin, sekitar 30 investor atau pemilik unit (unit owner) kondotel Pullman Bali Legian Nirwana menyambangi kantor PT Samudera Asia Nasional, cucu usaha PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), Selasa (14/4). Mereka menagih hak imbal hasil yang mulai mangkrak sejak awal tahun lalu.
Para investor juga geram ketika mengetahui dari iklan di sebuah harian nasional, seluruh saham Samudera Asia akan dijual kepada investor strategis yang bernama PT Mitra Maju Sukses. "Kami meminta transparansi dan kejelasan akuisisi tersebut. Para investor sama sekali tidak mendapat informasi langsung dari manajemen," ujar Rudi Suheri, salah satu pemilik unit kondotel Pullman Bali Nirwana, kepada KONTAN.
Kabar yang beredar, nilai divestasi itu Rp 400 miliar. Bakrie menjual lantaran perusahaan itu terlilit utang besar, sehingga harus menjual aset.
Samudera Asia merupakan pengelola Pullman Bali Legian Nirwana. Total nilai aset ini berkisar Rp 800 miliar-Rp 1 triliun. Sementara Mitra Maju merupakan perusahaan batubara yang memiliki tambang di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Di tengah kegundahan tersebut, investor semakin resah saja lantaran nasibnya bakal makin tak pasti. Maklum, baru-baru ini, Direktur Mitra Maju Andrew Hidayat ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mitra Maju dianggap terlibat penyuapan terhadap politisi PDIP Adriansyah. Kini kedua orang tersebut ditahan KPK.
Di luar urusan hukum yang melibatkan Mitra Maju Sukses, investor juga menuntut hak atas return on investment (RoI) 6% per tahun. Mereka juga menuntut bagi hasil operasi kondotel setiap tahun dan menagih penyerahan Akta Jual Beli (AJB) kondotel.
Henu Kusdaryono, Direktur Operasional Samudera Asia yang ditemui para investor belum bisa menjawab banyak terkait status akuisisi. "Yang jelas, Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) Samudera Asia dan Mitra Maju diteken 5 Maret lalu," ujar dia.
Praktisi Hukum dari DK & Sitomorang Lawyers Veronica Situmorang mengatakan, Mitra Maju mengetahui Samudera Asia memiliki kewajiban ke pemilik kondotel. Anehnya, Mitra Maju mencoba melobi investor membayar imbal hasil dengan haircut 40%. "Kenapa ada potongan tersebut? Ini belum jelas dan wajib transparansi," kata Veronica.
Total tunggakan kewajibannya lebih dari Rp 50 miliar. Dari total unit Kondotel Pullman Bali Legian, 60% milik investor ritel. Kondotel ini mulai ditawarkan ke publik tahun 2006-2007.
Menurut Veronica, nilai RoI investor beragam, mulai dari Rp 10 juta–Rp 20 juta per bulan. Total jenderal, pemilik sekitar 360 unit kondotel yang menanti bagi hasil investasi tersebut.
Rudi dan sejumlah investor lain mengaku, hingga saat ini masih ingin menyelesaikan persoalan tersebut dengan jalan kekeluargaan. Mereka juga belum berniat menempuh jalur hukum.
Pemilik unit juga mengaku masih memiliki opsi agar segera mendapat hak mereka. "Ada beberapa opsi yang akan kamu jajaki. Namun kami masih menunggu hasil pertemuan dengan Samudera Asia dan Mitra Maju nanti," terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News