kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.403   51,00   0,31%
  • IDX 7.615   71,26   0,94%
  • KOMPAS100 1.060   12,24   1,17%
  • LQ45 803   8,71   1,10%
  • ISSI 254   2,19   0,87%
  • IDX30 416   4,77   1,16%
  • IDXHIDIV20 477   5,07   1,07%
  • IDX80 120   1,30   1,09%
  • IDXV30 123   1,76   1,45%
  • IDXQ30 132   1,14   0,87%

Investor khawatir tingginya yield obligasi, Bursa AS dibuka melandai


Rabu, 25 April 2018 / 22:33 WIB
Investor khawatir tingginya yield obligasi, Bursa AS dibuka melandai
ILUSTRASI. Bursa AS


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) melandai pada perdagangan Rabu pagi waktu setempat (25/4). Saham-saham melandai sementara investor khawatir dengan kenaikan yields obligasi, di tengah memanasnya ketegagangan perdagangan dengan China.

Pukul 9:53 pagi waktu setempat, the Dow Jones Industrial Average turun 131,4 poin atau 0,55% ke posisi 23.892,73. Indeks The S&P 500 jatuh 0,58% ke level 2.619,37. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,61% ke level 6.964,33.

Seluruh 11 sektor di S&P dibuka dengan penurunan. Grup saham industrial mempimpin penurunan dengan pelemahan 0,93%. 

Saham Boeing turun 1,65%, sementara Twitter terjun sampai 4%. 

Kekhawatiran investor tertuju pada imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun, yang selama ini menjadi acuan bunga global, yang kini bercokol di atas 3%, pertama kalinya dalam empat tahun. Hal ini memicu kekhawatiran adanya kenaikan biaya pinjaman yang harus dikeluarkan korporasi.

Sementara itu, isu perang dagang antara AS dan China masih memanas. Wall Street sebelumnya melaporkan, Departemen Hukum AS telah membuka investigasi kriminal atas perusahaan China Huawei Technologies Co, terkait pelanggaran sanksi AS pada Iran. Hal ini menambah ketegagangan hubungan dengan Beijing. 

"Pasar bereaksi terhadap yield obligasi yang terus menanjak, dan membatasi saham merespons berita positif di pasar," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York, dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×