Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik hampir 1% pada hari Kamis setelah penurunan stok minyak Amerika Serikat (AS) menambah dukungan lebih lanjut menyusul keputusan Arab Saudi, eksportir terbesar dunia, untuk memangkas produksi selama dua bulan ke depan.
Belum jelas bagaimana penyerbuan Capitol AS oleh pendukung Presiden Donald Trump akan berdampak pada pasar minyak, meskipun beberapa analis percaya pemerintahan Presiden terpilih Joe Biden akan menekan produksi minyak AS.
Harga minyak mentah Brent naik 0,8% menjadi $ 54,74 per barel pada Kamis (7/1) siang, setelah naik 1,3% semalam. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 1% menjadi $ 51,14 per barel. Kontrak tersebut naik 1,4% pada hari Rabu.
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, mengatakan akan secara sukarela memangkas 1 juta barel per hari produksi pada Februari dan Maret, setelah OPEC +, yang mengelompokkan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen lain, termasuk Rusia, bertemu pekan ini.
Baca Juga: Turun tipis, harga minyak WTI masih berada di atas US$ 50 per barel
"Minyak mentah WTI tampaknya siap untuk naik lebih tinggi karena pemerintahan Biden akan menekan produksi minyak mentah AS. Saudi secara tentatif mengurangi kekhawatiran kelebihan pasokan dengan pemotongan 1 juta barel per hari mereka, dan karena kurs dolar yang melemah," kata Edward Moya, analis senior OANDA kepada Reuters.
Nilai tukar dolar yang melemah menyebabkan harga minyak lebih murah karena komoditas tersebut sebagian besar diperdagangkan menggunakan greenback.
Kemarin, Energy Information Administration melaporkan stok minyak mentah AS turun dan persediaan bahan bakar naik. Persediaan minyak mentah turun 8 juta barel dalam sepekan hingga 1 Januari menjadi 485,5 juta barel. Angka tersebut jauh lebih besar daripada prediksi penurunan 2,1 juta barel pada jajak pendapat Reuters.
Baca Juga: IHSG naik 1,21%, indeks sektor pertambangan melesat hingga 5,83%
Penurunan stok minyak mentah terjadi pada akhir tahun karena perusahaan energi mengeluarkan minyak dari gudang untuk menghindari tagihan pajak. Namun, kenaikan harga WTI yang berkelanjutan dapat menyebabkan kebangkitan kembali output AS.
Pendukung Trump mengerumuni Capitol AS pada hari Rabu. Wakil Presiden Mike Pence menolak permintaan dari Trump untuk membatalkan kekalahannya dari Presiden terpilih Biden. Polisi telah menyatakan situasi aman dan sertifikasi hasil pemilu telah dilanjutkan.
"Saya tidak yakin itu mengubah sesuatu secara fundamental tetapi apa yang akan dilihat semua orang adalah bagaimana pasar saham bereaksi serta dolar AS," kata Matt Stanley, pialang senior di Star Fuels di Dubai. Dia mengatakan bahwa hingga kini, harga minyak terus naik bersama dengan pasar saham.
Baca Juga: Sri Mulyani: Perbaikan harga komoditas sokong PNBP pada 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News