kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   0,00   0,00%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Investor Domestik Dominan, Potensi Masyarakat Berinvestasi di Obligasi Masih Tinggi


Rabu, 14 Juni 2023 / 21:41 WIB
Investor Domestik Dominan, Potensi Masyarakat Berinvestasi di Obligasi Masih Tinggi
ILUSTRASI. Obligasi


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor surat berharga negara mencapai 887.801 orang. Jumlah cuma 8,1% dibandingkan investor pasar modal yang sudah mencapai 10,8 juta.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Deni Ridwan menyatakan, dari data tersebut, potensi masyarakat untuk berinvestasi melalui pembelian surat berharga negara (SBN) masih sangat besar.

Sayang, masih banyak masyarakat belum mengenal instrumen investasi tersebut. ”Bisa saja selama ini masyarakat masih nyaman di deposito dengan bunga 2% sampai 3% Padahal, yield SBN jauh lebih besar,” katanya, belum lama ini.

Direktur Global Markets UOB Indonesia, Sonny Samuel menjelaskan, investor domestik mendominasi instrumen investasi obligasi. Lima tahun lalu, dengan porsi pendanaan dari investor asing mencapai 30%, kini tinggal 15%.

Baca Juga: Pasar Obligasi Tanah Air Solid, Imbal Hasil Kembali Bergerak Turun

”Dependensi Indonesia ke investor asing di obligasi sudah jauh lebih turun dan diganti oleh domestik. Kita perlu menjaganya,” ujarnya. .

Head of Office and Wealth Management UOB Indonesia, Vera Margaret mengatakan, tingkat inklusi dan literasi sektor pasar modal tidak berjalan beriringan. Dengan kata lain, tingkat pemahaman masyarakat mengenai instrumen investasi perlu diperhatikan.

President Director UOB Asset Management Indonesia Ari Adil menjelaskan, salah satu kontributor atas bertumbuhnya investor di pasar modal Indonesia adalah generasi milenial. Sementara dari tingkat literasi keuangan, pasar modal menempati tempat ketiga setelah perbankan dan pegadaian.

”Ini menggambarkan kondisi kurang sehat artinya masyarakat kurang begitu berminat untuk berinvestasi. Oleh sebab itu, edukasi secara luas mengenai berinvestasi dan risikonya perlu dilakukan. Salah satunya dimulai dari usia dini mengenai pelajaran personal finance dan investasi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×