kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.159   41,00   0,25%
  • IDX 7.053   69,54   1,00%
  • KOMPAS100 1.055   14,86   1,43%
  • LQ45 830   12,77   1,56%
  • ISSI 214   1,32   0,62%
  • IDX30 423   7,30   1,75%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 120   1,70   1,44%
  • IDXV30 125   0,84   0,68%
  • IDXQ30 141   2,15   1,55%

Investor Bisa Melirik Obligasi Korporasi di Tengah Volatilitas Pasar Surat Utang


Jumat, 12 Agustus 2022 / 13:32 WIB
Investor Bisa Melirik Obligasi Korporasi di Tengah Volatilitas Pasar Surat Utang
ILUSTRASI. Pasar obligasi masih diwarnai ketidakpastian global. Hal ini turut menekan pasar obligasi di Indonesia.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi masih diwarnai ketidakpastian global. Hal ini turut menekan pasar obligasi di Indonesia.

Persepsi risiko yang tercermin pada credit default swap (CDS) pun masih bergerak tipis dengan kecenderungan stabil. Kamis (11/8), CDS Indonesia tenor 5 tahun naik ke 104,76 ketimbang pekan sebelumnya 101,42. Sedangkan CDS tenor 10 tahun turun ke 167,40 dari pekan sebelumnya 186,97.

Head of Fixed Income Avrist Asset Management Zaki Aulia mengatakan, level CDS Indonesia saat ini masih banyak dipengaruhi oleh potensi kenaikan suku bunga acuan Fed Funds Rate (FFR) dan tensi geopolitik Rusia-Ukraina.

"Pergerakan level CDS Indonesia saat ini yang bergerak menurun dan cukup stabil juga dipengaruhi oleh pergerakan imbal hasil (yield) US Treasury yang mulai melandai," tutur Zaki kepada Kontan.co.id, Jumat (12/8). 

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Memperbaiki Posisi CDS Indonesia

Menurut Zaki, selama bank sentral global masih dalam tren menaikkan suku bunga, CDS masih akan naik. Apalagi situasi geopolitik Rusia-Ukraina belum menunjukkan tanda akan selesai dalam waktu dekat.  

"Saat ini, banyak analis memprediksi bahwa inflasi AS telah melewati puncaknya, sehingga ada kemungkinan Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada pertengahan tahun 2023," ujar dia. 

Zaki menambahkan, kondisi global terutama kebijakan moneter AS masih dapat menyebabkan fluktuasi CDS. Pada volatilitas pasar yang tinggi, obligasi korporasi akan memberikan performa lebih baik jika dibandingkan dengan obligasi pemerintah. 

Baca Juga: Kemenkeu Bakal Terbitkan Dua Global Bond di Sisa Tahun 2022

Zaki menyarankan investor sebaiknya melakukan alokasi aset ke instrumen obligasi korporasi dengan tingkat risiko rendah (rating A ke atas) yang masih memberikan imbal hasil relatif menarik dengan volatilitas rendah.

"Untuk porsi obligasi pemerintah, kami menyarankan untuk memperpendek durasi ke netral-defensif, sambil mempertahankan likuiditas untuk memanfaatkan momentum," ujarnya. 

Dia memperkirakan yield obligasi negara tenor 1- tahun akan berada di kisaran 7,25%-7,75% sampai akhir tahun. Sedangkan yield di tahun depan bisa berada di level 7%-7,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×