kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor Beralih ke Saham Defensif, Sektor Barang Konsumsi Menghijau


Rabu, 11 Mei 2022 / 19:34 WIB
Investor Beralih ke Saham Defensif, Sektor Barang Konsumsi Menghijau
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan layar indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham barang konsumsi mulai kembali menunjukkan gairahnya. Pada dua hari perdagangan terakhir, yakni Selasa (10/5) dan Rabu (11/5), sejumlah saham memperlihatkan kenaikan harga yang signifikan.

Sebagai contoh, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) naik 5,27% menjadi Rp 6.450 per saham dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) meningkat 11,58% menjadi Rp 8.300 per saham. Selanjutnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melesat 20,65% menjadi Rp 4.880 per saham dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) terkerek 11,48% menjadi Rp 1.845 per saham.

Indeks yang menaungi saham-saham sektor barang konsumsi juga bergerak positif. IDX Consumer Non-Cyclicals naik 1,64% pada Selasa (9/5) dan meningkat 3,08% pada Rabu (10/5) sehingga secara year to date, indeks ini kini tercatat positif 2,90%.

Analis Samuel Sekuritas Pebe Peresia menilai, kenaikan saham-saham barang konsumsi disebabkan oleh sikap investor yang beralih ke saham-saham defensif. 

Baca Juga: Saham-saham Barang Konsumsi Naik, Simak Prospeknya Menurut Analis

"Langkah ini diambil sebagai strategi untuk menghadapi pasar yang volatile karena adanya kekhawatiran atas kenaikan suku bunga, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi," kata Pebe saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (11/5).

Khusus UNVR, kenaikan sahamnya juga didorong oleh sentimen laporan keuangan kuartal I-2022 yang menunjukkan perbaikan. Sebagai informasi, penjualan bersih UNVR tumbuh 5,4% year on year (yoy) menjadi Rp 10,8 triliun dengan peningkatan laba bersih 19,02% yoy menjadi Rp 2,02 triliun.

Pebe memperkirakan, saham-saham tersebut masih berpeluang untuk mencatatkan kenaikan harga. Hal ini seiring dengan masih berlanjutnya gejolak pasar global akibat ketidakpastian terhadap kebijakan moneter, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, Pebe menilai valuasi saham-saham barang konsumsi tersebut, khususnya INDF, ICBP, dan UNVR masih tergolong menarik. "Ketiga saham itu berada di bawah -1SD rata-rata PE selama lima tahun jadi tergolong cukup murah," ucap Pebe.

Baca Juga: Konsumsi Rumah Tangga Naik, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I Diprediksi Bisa Capai 5%

Meskipun begitu, saham yang menjadi pilihan teratas Pebe adalah ICBP. Pasalnya, ICBP merupakan pemimpin pasar di segmen mi instan yang berkontribusi sekitar 70% dari total pendapatan ICBP.

Lebih lanjut, pangsa pasar mi instan ICBP secara nasional stabil di atas 70%. Kuatnya pangsa pasar ICBP dinilai membuat perusahaan leluasa untuk meneruskan peningkatan harga gandum ke konsumen dengan menaikkan harga jualnya.

Akuisisi Pinehill juga diperkirakan dapat terus meningkatkan kinerja ICBP melalui peningkatan volume penjualan. Pebe menetapkan target harga untuk ICBP sebesar Rp 12.000 per saham sehingga masih ada potensi kenaikan sekitar 44% dari harga per Rabu (11/5) yang sebesar Rp 8.300 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×