kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Investor Asing Terus Membeli Obligasi Negara


Selasa, 15 Desember 2009 / 09:22 WIB
Investor Asing Terus Membeli Obligasi Negara


Sumber: KONTAN | Editor: Test Test

JAKARTA. Jumlah kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara (SBN) terus mencetak rekor. Hingga akhir pekan lalu (11/12), kepemilikan investor asing di surat utang terbitan pemerintah telah mencapai Rp 107,59 triliun. Angka ini naik 3% ketimbang porsi di bulan November 2009 yang Rp 104,47 triliun.

Angka itu juga merupakan torehan tertinggi sepanjang tahun 2009. Terhitung sejak awal tahun ini, posisi investor asing di SBN meningkat 22,8%.Dengan porsi mencapai Rp 107,59 triliun, artinya investor asing menguasai 18,49% dari total outstanding SBN yang beredar. Padahal, pada tahun lalu, kepemilikan asing di surat berharga negara masih sekitar 16,66% dari total sebesar Rp 526,69 triliun.

Para analis menilai, investor asing masih betah menginvestasikan dana mereka di SUN lantaran imbal hasil (yield) yang menarik. Ariawan, Analis Trimegah Securities memberi contoh, SUN berjangka waktu 30 tahun bisa memberi yield 11%. "Ditambah kondisi Indonesia secara umum masih bagus. Ini membuat minat asing berinvestasi di sini tetap tinggi," katanya, kemarin.

Apalagi, tahun ini, peringkat (rating) Indonesia naik kasta dari BB menjadi BBB. Tentunya, kenaikan rating ini membuat kepercayaan investor semakin bagus. "Selain itu, investor asing masih nyaman berinvestasi di Indonesia karena aturan pajak yang bersahabat," kata Budi Susanto, Kepala Riset Obligasi Danareksa Sekuritas.

Beberapa hambatan

Tapi, Budi melihat, ada sebuah ancaman yang bisa menjadi bumerang bagi pasar obligasi. Yaitu, diberlakukannya aturan baru tentang pemanfaatan perjanjian pajak berganda atau double taxation tax treaty yang mengharuskan investor asing memberikan data-data lengkap.

Menurutnya, ini akan membuat investor asing sedikit berpikir ulang untuk berinvestasi di Indonesia. Jika tak berubah, peraturan itu tak akan mulai berlaku awal 2010.

Para analis sepakat, porsi kepemilikan investor asing di SBN berpeluang meningkat kembali. Sayang, polemik politik dalam negeri seperti perseteruan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Aburizal Bakrie, serta kontroversi bailout Bank Century bisa menjadi ancaman. "Tapi jika kondisi stabil, potensi asing masuk ke SUN masih besar," katanya.

Peluang itu terlihat dari target netto penerbitan SBN yang meningkat menjadi Rp 104 triliun pada 2010. Sekadar pembanding, penerbitan bersih SBN pada tahun ini hanya Rp 99,3 triliun. Sedangkan penerbitan SBN kotor (gross) mencapai Rp 144,54 triliun.

"Kami memperkirakan asing bisa menguasai sekitar 20% dari total outstanding SBN pada tahun depan," ujar Budi. Hitung punya hitung, dengan total outstanding SBN sebesar Rp 685,76 triliun pada 2010, porsi kepemilikan asing di SBN bisa mencapai Rp 137 triliun.

Namun, pemerintah harus menaikkan yield lebih tinggi jika ingin menyerap minat pelaku pasar. Sebab, mereka harus berhadapan dengan kenaikan suku bunga perbankan. Ariawan menghitung, jika SBN bertenor 10 tahun kini memberi yield sekitar 9,95%-10%, tahun depan mungkin akan yield itu akan naik 30 basis poin atau 0,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×