Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini sudah mengungguli tahun sebelumnya. Menilik statistik pasar modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga pekan pertama Agustus 2022, nilai transaksi BEI mencapai Rp 15,46 triliun.
Volume saham yang ditransaksikan 24,71 miliar saham dan frekuensi 1,40 juta kali. Sebagai perbandingan, di akhir 2021, nilai transaksi di bursa saham mencapai Rp 13,43 triliun dengan volume 22,54 miliar saham dan frekuensi 1,32 juta kali.
Berdasarkan data RTI, sejak awal tahun sampai Jumat (19/8), daftar sepuluh saham dengan nilai dan frekuensi terbesar banyak diisi saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big caps). Sementara dari daftar saham dengan volume transaksi terbesar diisi saham small-mid cap.
Baca Juga: IHSG Dibuka Melemah Pada Awal Perdagangan Senin (22/8), Terseret Penurunan Bursa Asia
Kepala Riset Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, saham dengan nilai transaksi dan frekuensi terbesar didominasi big caps sejalan aksi beli investor asing. Pelaku pasar asing biasanya mengincar saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar.
Seperti diketahui, sejak awal tahun, investor asing mencetak net buy Rp 62,52 triliun di seluruh pasar. "Pelaku pasar domestik juga memanfaatkan momen kejatuhan harga saham big caps untuk masuk ke pasar," kata Cheril, Minggu (21/8).
Saham yang menarik
Sementara saham small cap menghiasi daftar saham dengan volume transaksi tertinggi lantaran dianggap ideal untuk trading jangka pendek. Harga sahamnya juga relatif murah dibanding big caps dan fluktuasinya tinggi dalam jangka pendek.
Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibowo menambahkan, saham small-mid cap di sektor komoditas naik karena ada sentimen kenaikan harga komoditas.
Baca Juga: Ini Rekomendasi ACES, BMRI, HRUM, JPFA, MPMX dari Kanaka Hita Solvera, Senin (22/8)
Selain itu, ada perubahan pola transaksi investor yang lebih cenderung memburu saham-saham small-mid cap karena adanya ketidakpastian global.
Azis merekomendasikan mencermati saham perbankan. Pertumbuhan kredit masih akan memperbaiki kinerja emiten perbankan. "Sektor komoditas masih menarik, tetapi harga sudah cukup tinggi, waspadai aksi taking profit," ucap Azis.