kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Investor Asing Keluar Bursa RI , Saham Big Caps Perbankan Ini Banyak Dilepas


Kamis, 12 Januari 2023 / 04:50 WIB
Investor Asing Keluar Bursa RI , Saham Big Caps Perbankan Ini Banyak Dilepas


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Arus dana asing terus keluar dari pasar saham Indonesia. Secara year-to-date (ytd), asing telah melakukan aksi jual bersih alias net sell sebanyak Rp 2,30 triliun di pasar reguler.

Sejumlah saham terpantau dilego asing, yang kebanyakan adalah saham-saham perbankan besar.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham dengan nilai net sell tertinggi tahun ini, yakni mencapai Rp 949,8 miliar, disusul saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net sell mencapai Rp 846 miliar.

Baca Juga: IHSG Kembali Merosot, Cek Saham-Saham yang Banyak Dilepas Asing, Selasa (10/1)

Di posisi ketiga ada saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan net sell senilai Rp 403 miliar, dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan net sell Rp 308 miliar di posisi keempat.

Sebenarnya, aksi jual bersih oleh investor asing sudah dilakukan sejak Desember 2022.

 

Senior Investment Information Mirae Asset Martha Christina mengatakan, sepanjang tiga kuartal 2022, investor asing sudah mengakumulasi saham-saham Indonesia, terutama saham dengan kapitalisasi besar (big caps) seperti BMRI, BBCA, BBRI, TLKM, PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Bank Negara indonesia Tbk (BBNI).

Namun, pada kuartal keempat 2022, investor asing mulai melakukan penjualan, dengan puncaknya terjadi pada Desember 2020.

Baca Juga: Asing Banyak Memburu Saham-Saham Ini di Tengah Koreksi IHSG, Selasa (10/1)

Dimana pada periode ini, jumlah net sell mencapai hampir Rp 20 triliun. Aksi net sell ini sejalan dengan mayoritas bursa global tercatat turun selama tahun 2022. “Jadi memang tidak heran jika portofolio mereka (asing) yang positif di Indonesia direalisasikan keuntungannya,” kata Martha.

Martha menilai, tekanan jual asing yang tetap tinggi di awal tahun ini membuat peluang terjadinya January Effect cukup kecil. “Tekanan jual asing yang tinggi membuat investor domestik menjadi wait and see,” sambung dia.




TERBARU

[X]
×