kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Investasi kondotel Bakrieland memendam masalah


Jumat, 10 Januari 2014 / 07:00 WIB
Investasi kondotel Bakrieland memendam masalah
ILUSTRASI. Ada promo atau potongan harga yang diberikan saat membeli mobil LCGC saat GIIAS 2022 berlangsung. KONTAN/Baihaki


Reporter: Yuwono Triatmodjo, Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Pembeli dan investor kondominium hotel (kondotel) Pullman Bali Legian Nirwana milik anak usaha PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), tengah gundah. Sebab, mereka belum menerima bagi hasil investasi kondotel  pembeli unit kondotel yang terletak di bibir pantai Kuta Bali tersebut.

Sebagai catatan, kondotel ini di bawah kendali PT Bakrie Nirwana Semesta, anak usaha ELTY. Pengelolaannya diserahkan ke Accor.

Sebagai catatan, pemilik unit kondotel tersebut dijanjikan mendapatkan garansi imbal hasil investasi atau return of investment (RoI) tetap, sebesar 6% per tahun. Imbal hasil ini bisa dinikmati tiga tahun pertama sejak pembelian unit.

Namun, banyak pemilik unit kondotel belum memperoleh RoI atas aset yang telah ditawarkan ke publik sejak tahun 2006-2007 itu. Kecewa, investor ini pun membentuk Asosiasi Kondotel Pullman Bali Legian Nirwana.

Kuntoro Nutanio, Ketua Asosiasi Kondotel Pullman Bali Legian Nirwana, menyatakan, kini asosiasi itu memiliki 40 anggota dengan kepemilikan unit kondotel sebanyak 60 unit. "Kami memiliki tiga misi," tutur Kuntoro kepada KONTAN, Kamis (9/1).

Tiga agenda itu, pertama, menagih hak imbal hasil tetap 6% per tahun selama tiga tahun sejak pembelian unit, termasuk memperjuangkan kejelasan skema profit sharing yang mulai dijalankan sejak tahun ke-4. "Hitungannya berdasarkan persentase tertentu, dikalikan dengan tarif sewa dan tingkat okupansi," jelas Kuntoro.

Kedua, mereka menagih penyerahan akta jual beli unit kondotel. Ketiga, menuntut kepastian hak-hak pemilik kondotel, seperti, hak menempati unit properti selama 21 hari saban tahun.

Kuntoro mencontohkan,  ia membeli unit kondotel itu tahun 2007 seharga di bawah Rp 1 miliar. Ia memang sudah menerima RoI meskipun molor. Tapi, ia belum menerima profit sharing seperti yang dijanjikan Pullman Bali Legian Nirwana. "Sebagian besar anggota asosiasi belum memperoleh RoI," ujar dia.

Sayang, sampai berita ini naik cetak, sejumlah petinggi Bakrie Nirwana Semesta yang dihubungi KONTAN tak ada yang bersedia menjelaskan persoalan ini. Direktur dan Chief Development Officer ELTY, Agus J Alwie mengaku baru mendengar kabar ini. "Kami tanyakan ke anak usaha yang mengelola ini," ujar Agus.

Arief Rahardjo, Senior Associate Director Research & Advisory Cushman & Wakefield bilang, RoI memang kerap menjadi pemanis  bagi para calon pembeli. Bagi investor, ia menyarankan mengambil program diskon jika ingin membeli kondotel, karena lebih aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×