kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,31   5,71   0.57%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi emas paling bersinar di kuartal I 2020, bagaimana prospeknya ke depan?


Selasa, 31 Maret 2020 / 23:21 WIB
Investasi emas paling bersinar di kuartal I 2020, bagaimana prospeknya ke depan?
ILUSTRASI. Petugas memperlihatkan emas logam mulia di Jakarta, Kamis (12/3). Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali turun pada Kamis (12/3). Harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 831.000. Harga emas


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, investasi emas menjadi yang paling bersinar dan mendapat cuan selama kuartal I 2020. Emas bahkan diprediksi bakal terus berkilau ke depan bila ketidakpastian ekonomi akibat wabah virus corona terus berlanjut ke depannya.

Mengutip Bloomberg, harga emas spot yang diperdagangkan di commodity exchange (comex) naik 7,4%. Kenaikan tersebut disusul meningkatnya harga beli emas PT Aneka Tambang (Antam) sebanyak 21,26% dan harga buyback naik 22,71%.

Baca Juga: Kinerja Indika Energy (INDY) tahun 2019 turun, begini saran analis

Adapun untuk valas seperti pasangan EUR/GBP mengutip data Bloomberg naik sebanyak 5,78% dan USD/JPY turun 0,78% sepanjang kuartal pertama 2020. Sedangkan untuk pasangan USD/IDR tercatat naik hingga 17,82%.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menjelaskan instrumen saham jadi yang paling tertekan, bahkan sebelum Covid-19 menyebar di awal tahun.

"Saham sudah bermasalah sejak akhir 2019 karena ada saham-saham gorengan yang terjerat di kasus Jiwasraya, Asabri dan lainnya," jelas Ramdhan kepada Kontan, Selasa (31/3).

Baca Juga: Banyak bencana di awal 2020 justru bisa jadi peluang untuk meracik investasi

Dia menjelaskan, kondisi pasar saham Tanah Air sudah lebih dulu tertekan karena hadirnya kasus Jiwasraya. Kondisi tersebut, kemudian merambat ke industri reksadana pada umumnya dan menjadikan industri ikut bermasalah.

Alhasil, kehadiran Covid-19 semakin memperparah IHSG untuk bsa segera pulih di tengah tingginya ketidakpastian.




TERBARU

[X]
×