kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Intraco Kantongi Kontrak Baru US$ 22,2 Juta


Selasa, 09 September 2008 / 20:26 WIB


Reporter: Dyah Megasari | Editor: Test Test

JAKARTA. Lonjakan harga batubara sepanjang tahun ini tidak hanya dinikmati para pemilik tambang. Kontraktor pertambangan dan distributor suku cadang serta pemeliharaan alat-alat berat, seperti PT Intraco Penta Tbk (INTA), turut kecipratan untung. Perusahaan ini akan mengantongi dua kontrak baru senilai US$ 22,2 juta atau sekitar Rp 204,24 miliar.

Fred L. Manibog, Direktur Intraco Penta, mengatakan kontrak itu berasal dari dua perusahaan pertambangan batubara. Pertama adalah kontrak dari PT Thailindo Bara Pratama senilai USD 14,9 juta. Penandatangan kontrak baru dengan perusahaan tambang yang berdomisili di Samarinda itu sudah berlangsung  dua pekan yang lalu.

"Posisi kami sebagai penyedia suku cadang alat berat dan jasa pemeliharaan alat berat," kata Fred kepada KONTAN, Selasa (9/9). Emiten bersandi INTA ini akan memelihara 54 unit alat berat pertambangan jenis Volvo CE.

Kontrak kedua berasal dari anak usaha PT Bumi Resources Tbk, yaitu PT Kaltim Prima Coal (KPC). Menurut Fred, Intraco Penta akan menyediakan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat. Nilai kontrak tersebut mencapai US$ 7,32 juta. Jika tak ada aral melintang,  kedua belah pihak berencana menandatangani kontrak tersebut pada tiga pekan mendatang.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, INTA akan menyediakan suku cadang bagi 12 unit alat berat pertambangan. Selain itu, perusahaan bertanggung jawab memelihara alat-alat itu. "Maklum industri batubara yang berkembang saat ini membuat partner kami meminta tambahan penyediaan suku cadang dan jasa untuk kelangsungan kegiatan eksplorasi," kata Fred.

Sesungguhnya, kontrak tersebut merupakan kontrak kedua INTA dengan KPC. Sebelumnya, perusahaan sudah mengantongi kontrak pertama sejak delapan tahun silam. "Kontrak yang lama masih berjalan, kontrak yang sekarang merupakan kontrak tambahan," ujar Fred. Kontrak lama dengan KPC itu sebesar US$ 250.000 hingga US$ 350.000 per bulan.

Selain dua kontrak baru senilai US$ 22,2 juta itu, INTA juga menjalin kerjasama dengan anak usaha PT United Tractors Tbk, yaitu PT Pama Persada Nusantara. INTA akan memasok kebutuhan alat berat ke lokasi pertambangan di Sangatta. Menurut Fred, kerjasama dengan Pama ini sangat penting guna mencapai target penjualan Intraco Penta.

Sekedar tambahan informasi, INTA membukukan pendapatan semester satu tahun ini sebesar Rp 114,98 miliar. Jumlah ini turun 28,65% dibandingkan periode sama 2007. Alhasil, laba bersih perusahaan juga melorot lebih 50% jadi Rp 40,83 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×