kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Intip Strategi Intiland (DILD) Mencapai Target Marketing Sales Rp 2,4 Triliun


Jumat, 17 Juni 2022 / 14:39 WIB
Intip Strategi Intiland (DILD) Mencapai Target Marketing Sales Rp 2,4 Triliun
ILUSTRASI. Masterplan Batang Industrial Park yang dikembangkan Intiland Development (DILD) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) optimistis bisa mencapai target pendapatan pra-penjualan (marketing sales) senilai Rp 2,4 triliun di akhir tahun 2022. Emiten pengembang properti tersebut telah menyiapkan strategi pemasaran untuk mendongkrak nilai penjualan.

Direktur Pemasaran Korporat Intiland Susan Pranata menerangkan bahwa program penjualan yang sedang berjalan adalah Intiland Collections. Lewat program yang berlangsung pada 15 Juni sampai dengan 31 Agustus 2022 ini, DILD mengincar marketing sales hingga Rp 475 miliar.

"Penyelenggaraan program Intiland Collections juga menjadi salah satu strategi Intiland untuk meningkatkan kinerja penjualan tahun ini," kata Susan, Kamis (16/6).

Baca Juga: Incar Penjualan Rp 475 Miliar, Intiland (DILD) Luncurkan Intiland Collections

Intiland Collections memasarkan 16 proyek properti pilihan DILD yang berlokasi di Jakarta, Tangerang, dan Surabaya. Terdapat delapan proyek properti yang lokasinya berada di Jakarta, tiga proyek di Tangerang, serta lima proyek properti untuk wilayah Surabaya.

Konsumen dapat memilih beragam jenis properti mulai dari kawasan perumahan, apartemen, low-rise residential, komersial, SOHO, kios, hingga pergudangan. Untuk produk yang berlokasi di Jakarta, DILD menyiapkan proyek 1Park Avenue, 1Park Homes, Regatta, Fifty Seven Promende, SQ Res, South Grove, Serenia Hills, serta Virya Semanan. 

Di wilayah Tangerang ada tiga proyek yakni perumahan Magnolia Residence, Talaga Bestari, serta kawasan terpadu Aeropolis. Sementara lima proyek properti di wilayah Surabaya meliputi apartemen dan perkantoran Praxis, Spazio Tower, Graha Natura, The Rosebay, dan apartemen Sumatra 36. 

“Kami menyediakan beragam produk properti di berbagai lokasi strategis dengan rentang harga yang bervariasi, mulai dari Rp 200 jutaan hingga di atas lima miliar rupiah per unitnya,” terang Susan.

Baca Juga: Perkuat Bisnis Kawasan Industri, Intiland (DILD) Kembangkan Batang Industrial Park

Pemulihan ekonomi dan terkendalinya pandemi covid-19 diyakini akan turut mendongkrak industri properti, termasuk penjualan yang bisa dibukukan Intiland. Hal itu tampak dari minat calon konsumen yang lebih antusias meninjau berbagai produk properti yang dipasarkan.

"Memang tidak semuanya langsung merealisasikan (pembelian), tetapi sudah terlihat pergerakan konsumen menimbang untuk membeli properti. Biasanya produk-produk baru mendapatkan respons yang lebih cepat dalam penjualan," jelas Susan.

Hingga pertengahan Juni, DILD sudah mengantongi marketing sales sekitar Rp 700 miliar. Manajemen DILD optimistis  program Intiland Collections bisa mendongkrak realisasi penjualan di akhir semester pertama dan kuartal ketiga nanti.

Baca Juga: Intiland (DILD) dan Puradelta (DMAS) Mengerek Harga Lahan Industri

Corporate Secretary DILD Theresia Rustandi  menambahkan, berkaca dari kinerja kuartal pertama, capaian marketing sales masih sejalan dengan target tahunan. Sampai akhir Maret lalu, DILD membukukan marketing sales Rp 500 miliar, meningkat sekitar 61% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Kontribusi terbesar masih berasal dari penjualan kawasan perumahan yang mencapai Rp 254 miliar atau 51% dari total penjualan. Kontribusi berikutnya dari segmen kawasan industri sebesar Rp 190 miliar atau 38% dan sisanya dari segmen mixed-use & high rise senilai Rp 57 miliar. 

Tak hanya fokus di produk hunian, DILD pun melirik kawasan industri sebagai segmen pengembangan utama. Saat ini, DILD memiliki dua kawasan industri yakni Ngoro Industrial Park di Mojokerto dan Batang Industrial Park (BIP) di Batang Jawa Tengah.

Baca Juga: Permintaan Lahan Industri Membaik, Intiland (DILD) Naikkan Harga Jual 10%

Sudah ada empat perusahaan yang masuk di BIP, salah satunya adalah PT Nestle Indonesia. Sementara tiga lainnya merupakan perusahaan di bidang packaging dan welding electrodes. "Kawasan industri sedang dalam trend positif dengan banyaknya permintaan terhadap lahan industri," kata Theresia.

Guna memuluskan rencana kerjanya di tahun ini, DILD mengalokasikan belanja modal (capex) hingga Rp 1 triliun. Sebagian besar dari capex akan digunakan untuk membiayai pembangunan konstruksi proyek-proyek yang sedang digarap.

Susan meneruskan, pada tahun ini DILD akan mengantisipasi perubahan kondisi pasar properti, DILD berencana meluncurkan sejumlah pengembangan baru, baik berupa proyek baru maupun produk baru di proyek-proyek berjalan. 

Baca Juga: Intiland Development (DILD) Tidak Berencana Menambah Lahan Tahun Ini

Rekomendasi Saham

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei melihat DILD cukup prospektif dengan portofolio proyek yang beragam. Cadangan lahan (land bank) yang memadai hingga sekitar 2.000 hektare memberikan keleluasaan untuk ekspansi.

Prospek DILD akan ditopang oleh segmen rumah tapak yang memiliki waktu serah terima dan pengakuan pendapatan lebih cepat. Juga dari lahan industri yang terus dikembangkan. "Untuk pendapatan berulang juga bisa terus pulih dan bertumbuh seiring pelonggaran PPKM dan transisi ke endemi," kata Jono kepada Kontan.co.id, Jumat (17/6).

Hal yang mesti menjadi catatan, potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) bisa menjadi katalis negatif bagi sektor properti. Meski begitu, Jono memberikan rekomendasi buy terhadap saham DILD dengan target harga di area Rp 180 per saham. 

Baca Juga: Intiland Development (DILD) Anggarkan Capex Rp 1 Triliun untuk Tahun Ini

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo juga melihat potensi pertumbuhan kinerja DILD masih terbuka lebar, selama kondisi ekonomi Indonesia masih solid. Menimbang kondisi ekonomi belakangan ini dan potensi kenaikan suku bunga BI, update laporan keuangan DILD bisa menjadi pertimbangan bagi pelaku pasar.

Saat ini William memberikan rekomendasi buy on weakness saham DILD dengan mencermati area support Rp 138 dan resistance di Rp 165. Adapun hingga pukul 14.15 WIB (17/6), saham DILD melemah 2,58% ke posisi Rp 151 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×