CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.509.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.858   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.103   -11,00   -0,15%
  • KOMPAS100 1.083   -3,35   -0,31%
  • LQ45 853   -3,51   -0,41%
  • ISSI 218   0,79   0,36%
  • IDX30 437   -2,11   -0,48%
  • IDXHIDIV20 525   -0,73   -0,14%
  • IDX80 124   -0,34   -0,27%
  • IDXV30 128   1,34   1,06%
  • IDXQ30 145   -0,02   -0,01%

Intip Rekomendasi Saham Pilihan untuk Sektor Rumah Sakit


Senin, 02 Desember 2024 / 08:54 WIB
Intip Rekomendasi Saham Pilihan untuk Sektor Rumah Sakit
ILUSTRASI. Analis memberikan rekomendasi saham pilihan untuk emiten rumah sakit saat ini


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Implementasi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) akan meningkatkan pendapatan rumah sakit terutama yang memiliki eksposur tinggi pada pelayanan BPJS. Layanan sistem KRIS diharapkan berlaku menyeluruh di akhir Juni 2025.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, dorongan implementasi KRIS seperti tuntutan untuk meningkatkan standar layanan kamar rumah sakit, tentunya akan meningkatkan beban atau operating expense emiten rumah sakit.

Akan tetapi, Nafan menilai, pengeluaran yang lebih besar untuk memenuhi aturan KRIS nampaknya bukan masalah bagi emiten RS karena didukung oleh performa pendapatan ataupun laba bersih yang kuat. Apalagi, KRIS dapat meningkatkan pendapatan emiten, mengingat ramainya pasien BPJS.

‘’Aturan Coordination of Benefit (CoB) juga akan berdampak positif pada emiten rumah sakit. Ini sebenarnya peluang,’’ imbuh Nafan kepada Kontan.co.id, Minggu (1/12).

Di lain sisi, Nafan mengingatkan bahwa masih perlu diantisipasi daya beli yang lemah salah satu dampaknya yakni dapat menahan masyarakat untuk berobat. Ini tidak terlepas dari kebijakan suku bunga yang masih tinggi.

Baca Juga: Berlaku Penuh 2025, Aturan KRIS Bakal Untungkan Emiten Rumah Sakit BPJS

Kebijakan suku bunga rendah diharapkan juga untuk mereduksi pengeluaran perusahaan di sektor kesehatan. Oleh karena itu, kebijakan dari Bak Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga lebih lanjut perlu menjadi perhatian.

Tim analis Samuel Sekuritas memaparkan bahwa emiten rumah sakit yang meliputi HEAL, SILO dan MIKA, mencatatkan pendapatan total sebesar Rp 6 triliun pada kuartal ketiga, atau bertumbuh 2% dibandingkan kuartal kedua dan naik 6,2% daripada tahun llau.

Pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh peningkatan intensitas perawatan pasien rawat inap, meskipun volume pasien sedikit menurun akibat daya beli masyarakat yang melemah serta banyaknya permintaan untuk layanan JKN dan asuransi lainnya. Namun, laba bersih gabungan hanya mencapai Rp718 miliar, turun 6% dibandingkan kuartal sebelumnya dan 2,3% dari tahun lalu.

Samuel Sekuritas memperkirakan jumlah pasien akan meningkat pada kuartal keempat 2024 dan awal 2025, terutama karena musim hujan yang biasanya meningkatkan jumlah penyakit. Namun, daya beli yang lemah diprediksi masih akan menjadi tantangan di tengah ketidakpastian ekonomi, sehingga komposisi skema pembayaran pasien kemungkinan tidak akan berubah signifikan hingga 2025.

Sementara itu, skema Coordination of Benefits (CoB) atau koordinasi manfaat yang baru diproyeksikan akan memberikan dampak positif bagi profitabilitas rumah sakit dalam jangka panjang.

Skema COB yang baru diperkirakan akan menguntungkan rumah sakit yang menangani lebih banyak pasien JKN. Meski demikian, beberapa risiko seperti jumlah pasien yang berkurang, turunnya intensitas perawatan, dan pelemahan nilai tukar rupiah perlu tetap diwaspadai.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Usai Cetak Kinerja Positif

‘’Kami tetap optimis terhadap sektor kesehatan dan merekomendasikan saham-saham emiten rumah sakit dengan urutan prioritas HEAL, SILO, dan MIKA,’’ ungkap Samuel Sekuritas dalam riset 29 November 2024.

Untuk rekomendasi, Nafan menyarankan Accumulative Buy untuk HEAL dan MIKA dengan target harga masing-masing sebesar Rp 1.660 per saham dan Rp 2.830 per saham. Sedangkan, SILO direkomendasikan Add dengan target harga Rp 3.220 per saham.

Sementara itu, Samuel Sekuritas menyarankan Buy untuk HEAL dengan target harga sebesar Rp 1.800 per saham. MIKA dan SILO direkomendasikan Buy dengan target harga yang sama yaitu sebesar Rp 3.300 per saham.

Adapun berikut rekomendasi saham emiten sektor kesehatan dari beberapa analis lainnya. Simak ulasannya.

1. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL)

Pendapatan rawat jalan dan rawat inap HEAL mengalami kenaikan berkat intensitas perawatan yang lebih tinggi di kuartal ketiga 2024. Di lain sisi, opex meningkat terutama karena pengeluaran untuk membangun rumah sakit baru di IKN, Pasuruan, Madiun dan Pekanbaru.

Empat rumah sakit baru yang mulai beroperasi pada 2024, berpeluang meningkatkan lalu lintas pasien RS Hermina (HEAL). Sementara itu, potensi peningkatan kontribusi dari COB akan meningkatkan profitabilitas.

Namun perlu diwaspadai potensi lonjakan gaji karena perekrutan dokter asing, lemahnya nilai tukar rupiah yang bisa menyebabkan biaya obat-obatan dan perlengkapan medis lebih tinggi, sehingga menekan margin di masa mendatang.

  • Rekomendasi : Buy
  • Target Harga : Rp 1.800

Analis Samuel Sekuritas, Jonathan Guyadi dalam riset 30 Oktober 2024

2. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)

Per September 2024, volume MIKA baik pasien rawat inap sebesar 239 ribu dan pasien rawat jalan 2,2 juta terus meningkat. ASP rawat inap dan rawat jalan juga meningkat masing-masing menjadi Rp 3,7 juta dan Rp 520 ribu, menunjukkan pertumbuhan 8,1 yoy dan 6,7% yoy pada selama periode Januari – September.

Peningkatan volume pasien MIKA sejalan dengan perluasan tempat tidur operasional menjadi 4.008 unit dibandingkan 3.476 unit per September 2023 lalu, dengan rasio hunian tempat tidur mencapai sebesar 59,4%. Selain itu, MIKA berhasil meningkatkan komposisi pasien non-JKN menjadi 84,9%.

Proses klaim asuransi swasta yang efisien, berbeda dengan kompleksitas JKN, telah muncul sebagai pendorong utama dalam penekanan strategis MIKA untuk memperluas jaringan rumah sakit Mitra Keluarga melalui Kasih Group, yang mendorong percepatan penerimaan pasar.

MIKA masih berencana menambah 250-300 tempat tidur operasional di seluruh rumah sakit hingga akhir 2024. Sementara itu, MIKA akan membuka dua rumah sakit di Cirebon dan Sidoarjo pada tahun 2025, dengan belanja modal sekitar Rp300-350 miliar. Posisi keuangannya yang stabil dan posisi merek yang kuat akan menjadi pendorong pertumbuhan MIKA.

  • Rekomendasi : Buy
  • Target Harga : Rp 3.500

Analis MNC Sekuritas, Rudy Setiawan dalam riset 4 November 2024

3. PT Siloam Hospitals Tbk (SILO)

SILO memiliki rencana strategis untuk 5 tahun depan yang disebut New Gen Siloams (NGS). Rencana tersebut menekankan fokus yang lebih kuat pada mempertahankan dan merekrut bakat medis melalui pilar "orang pertama". Ini juga memperkenalkan empat arketipe baru untuk 41 rumah sakitnya yang dibagi menjadi rumah sakit spesialis premium, generalis premium, pencari nilai, dan komunitas (fokus BPJS), masing-masing dengan CEO-nya sendiri.

Ciptadana Sekuritas menilai pendekatan NGS tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan hasil dan biaya berdasarkan target pasar setiap rumah sakit. Selain itu, SILO mungkin mendapatkan dampak positif dari rencana Coordination of Benefit (COB) yang akan datang, dengan peningkatan keterjangkauan layanan kesehatan, khususnya untuk rumah sakit pencari nilai dan rumah sakit yang fokus BPJS.

Melalui mekanisme COB tersebut, peserta asuransi dapat menerima manfaat dari dua atau lebih penanggung asuransi. Dengan demikian, lalu lintas SILO diperkirakan akan pulih dengan asumsi normalisasi layanan dari mitra asuransi dalam beberapa bulan mendatang.

  • Rekomendasi : Buy
  • Target Harga : Rp 3.690

Analis Ciptadana Sekuritas, Erni Marsella Siahaan dalam riset 11 November 2024

Selanjutnya: Sering Jadi Pahlawan Kemenangan Liverpool, Mo Salah Tak Kunjung Dapat Jaminan Kontrak

Menarik Dibaca: Resep Mie Bangladesh Medok ala Warkop, Enak Disantap saat Turun Hujan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×